Popok Pengaruhi Kualitas Tidur Bayi | OTC Digest

Popok Pengaruhi Kualitas Tidur Bayi

Bayi di mana pun akan merasa risi dan terganggu, bila popoknya yang basah tidak segera diganti dengan  yang kering dan bersih. Si kecil akan merasa tidak nyaman, gelisah, terbangun dan  kemudian menangis.

Popok bayi kini bukan hanya terbuat dari kain. Di toko perlengkapan bayi, kini tersedia aneka popok. Seperti apa popok yang baik untuk bayi? Menurut dr. Rosalina Dewi Roeslani, Sp.A(K) dari Divisi Perinatologi RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, “Popok jenis apa pun tidak masalah. Yang penting, ibu harus sering-sering mengganti kalau si kecil pipis atau pup (buang air besar). Lembab dan kuman dari urin atau feses, dapat mengiritasi kulit bayi.”

Ada popok yang berdaya serap tinggi dan sekali pakai. Popok seperti ini lebih baik bagi si kecil maupun orangtua, terutama di malam hari, karena tidur jadi tidak terganggu. Saat bepergian, popok jenis ini dapat mengurangi kerepotan begitu terpasang urusan selesai.

“Dengan menggunakan popok yang berdaya serap tinggi, otomatis jadi lebih jarang mengganti popok. Popok biasa mungkin harus diganti setiap 2-3 jam. Popok yang daya serapnya tinggi bisa tahan lebih dari 4 jam,” katanya.  

Popok membuat kaki ‘O’

Popok sekali pakai memang belum popular di masyarakat. Sebuah data menyebutkan di kota-kota kecil, ibu yang sudah menggunakan popok jenis ini kurang dari 60%. Masih banyak yang beranggapan bahwa popok sekali pakai menyebabkan iritasi dan membuat kaki bayi berbentuk huruf ‘O’. Juga ada mitos, popok ini tidak boleh dipakai untuk anak di bawah usia 40 bulan.

Menurut dr. Rosi, bentuk kaki bayi yang seperti huruf “O” atau bowleg adalah normal, karena menyesuaikan dengan bentuk rahim ibu yang sempit. “Akan lurus sendiri setelah bayi berusia 18 bulan,” terangnya.

Dan agar tidak terjadi iritasi, ibu harus rajin mengganti popok yang sudah penuh.   Jangan lupa mencuci daerah sekitar kelamin bayi. Sebelum memakaikan popok baru, daerah kelamin harus betul-betul kering dan jangan gunakan bedak.

“Penggunaan bedak tidak dianjurkan,” papar dr. Rosi. “Takutnya masuk ke saluran kencing, terutama pada anak perempuan.” Untuk mengatasi iritasi ringan, cukup oleskan salep hipoalergenik yang mengandung zinc.

Popok sekali pakai tidak boleh dipakai sebelum usia anak 40 bulan? Pastinya, bayi yang baru lahir membutuhkan tidur lebih lama. Maka, penting untuk menjaga kualitas tidur bayi. Tentunya, perlu suasana yang tenang dan kecukupan ASI. Popok yang tidak harus sering-sering diganti dapatlah kiranya membantu. (jie)