Perhatikan 6 Hal ini Agar Manfaat Pijat Bayi Optimal | OTC Digest

Perhatikan 6 Hal ini Agar Manfaat Pijat Bayi Optimal

Begitu banyak manfaat dari pijat bayi. “Secara emosional, pijat bayi meningkatkan bonding antara ibu dengan bayi, bayi jadi lebih mudah bersosialisasi, kontak matanya terbentuk, dan rasa tidak nyaman berkurang,” ujar dokter spesialis anak dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH. Penelitian menemukan bahwa pijatan bisa menurunkan kadar kortisol (hormon stres) sehingga bayi lebih rileks, tenang dan tidak rewel.

Bagi bayi, pijat itu seperti berolahraga. “Tubuhnya digerak-gerakkan, ada unsur kinestetiknya. Kalorinya pun terbakar; ia jadi lebih cepat lapar, sehingga diharapkan asupan makannya meningkat,” terang dr. Bernie. Ditengarai pula, pijat turut memengaruhi hormon/enzim di saluran cerna bayi sehingga pengosongan lambungnya lebih cepat. Ia jadi lapar, dan makan lebih banyak. Penelitian di Jakarta menemukan, terapi pijat pada bayi prematur meningkatkan hampir 47% berat badan (BB) dibandingkan yang tidak dipijat.

Baca juga: Manfaat Pijat Bayi untuk 28 Hari Pertama Kehidupan

Saat bayi dipijat dalam suasana yang menyenangkan, hormon kortisolnya turun. Sebaliknya, hormon yang menyenangkan meningkat. Kondisi ini akan membantu tubuh bayi lebih kondusif untuk membuat antibodi, sehingga kekebalan tubuh yang terbentuk lebih baik. “Bila kondisi tubuh tidak optimal, biasanya kekebalan tubuh tidak terbentuk,” lanjutnya.

Agar manfaat pijat optimal, perhatikan hal-hal berikut ini.

  1. Gunakan losion yang tepat. Ketika bayi dipijat, terjadi stimulasi berupa kontak visual, auditori, dan taktil. Dengan menggunakan losion yang tepat misalnya dengan aroma tertentu, indra penciuman bayi pun akan terstimulasi. Selain itu, penelitian membuktikan bahwa stimulasi pijat akan lebih optimal bila menggunakan losion yang tepat saat memijat. “Ini membantu termoregulasi atau pengaturan suhu tubuh bayi, dan memperbaiki fungsi skin barrier,” papar dr. Bernie.
  2. Bisa dilakukan kapan saja. Tidak ada waktu khusus kapan bayi sebaiknya dipijat. Kapan saja boleh. “Yang penting jangan saat bayi tidur lalu dibangunkan untuk dipijat, atau ketika bayi baru makan,” tegas dr. Bernie.
  3. Sebelum atau sesudah mandi, sama baiknya. Pijat boleh sebelum atau sesudah mandi. Habis pijat biasanya bayi berkeringat. Maka, boleh saja pijat dilakukan sebagai stimulasi sebelum mandi. Tentu, keringkan dulu tubuh bayi dari keringat sebelum memandikannya ya. Sebaliknya bila pijat dilakukan sebelum tidur, menurut penelitian, akan meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur bayi. Ia tidur lebih lama, dan waktu yang dibutuhkan untuk jatuh tertidur lebih cepat. “Namun jangan saat bayi sedang mengantuk dan mau tidur, malah kita ganggu dengan pijat,” ujar dr. Bernie.
  4. Dianjurkan memijat bayi tiga kali sehari. Lakukan dalam satu sesi selama 15 menit, dengan gerakan-gerakan tertentu yang dianjurkan.
  5. Bila bayi menangis saat dipijat, berarti ada yang salah. “Pijat yang kami dengung-dengungkan ini adalah stimulasi, yang harus diberikan dalam suasana menyenangkan. Perhatikan respon bayi. Bila iaterlihat tidak senang, stop dulu,” tuturnya. Boleh jadi, bayi tidak menyukai gerakan pijat yang kita lakukan. Cobalah gerakan lain. Bila ia tidak senang juga, jangan-jangan bayi masih lapar, atau ingin buang air. Pikirkan berbagai kemungkinan bila bayi menangis saat dipijat.
  6. Pijat bayi jarang digunakan sebagai pengobatan. Budaya kita biasa membawa bayi untuk diurut bila demam, dengan anggapan bayi salah urat. Boleh-boleh saja membawa bayi ke tukang urut, tapi hati-hati. Sering kali bayi dipijat sampai menangis dan meronta-ronta. “Hati-hati. Bayi itu sangat rentan. Menurut saya, kalau memang bayi sakit, sebaiknya dicek dulu ke tenaga kesehatan. Jangan mengharapkan bayi sembuh dengan dipijat. Cek dulu masalahnya apa,” tutup dr. Bernie. (nid)

Baca juga: Pijat Bayi Jadikan Anak Cerdas

____________________________________________

Ilustrasi: Baby photo created by onlyyouqj - www.freepik.com