Mengolah Makanan dengan Tepat, Asupan Nutisi Optimal | OTC Digest

Mengolah Makanan dengan Tepat, Asupan Nutisi Optimal

Bisa dibilang, ibu adalah agen utama pemberi nutrisi untuk anak. Nutrisi yang baik untuk anak akan sangat penting untuk pertumbuhan tubuh anak serta perkembangan kecerdasannya. “Makan tidak hanya asal kenyang. Anak harus makan dengan komposisi yang tepat dan seimbang. Ini tidak boleh ditawar,” tegas d. Diana Suganda, MKes, Sp.GK dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Ngobras beberapa waktu lalu di Jakarta.

Intinya, asupan nutrisi harus lengkap; mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, secara proporsional, “Tidak boleh hanya karbohidrat atau protein saja, misalnya.”  Anak sudah bisa mulai diperkenalkan dengan karbohidrat kompleks yang seratnya lebih tinggi, sehingga rasa kenyang bertahan lebih lama. Misalnya roti/sereal dengan gandum utuh, atau nasi `merah`.

Untuk asupan protein, penuhi dari sumber protein hewani maupun nabati. “Jangan malu dibilang bangsa tempe. Itu adalah sumber protein yang sangat baik,” ujarnya.  Ia melanjutkan, kebutuhan protein adalah 1 gr per kg berat badan (BB). Maka bila BB anak 30 kg, ia butuh 30 gr protein setiap hari. Yang harus diasup yakni 30 gr protein, bukan 30 gr sumber protein. Misalnya 100 gr dada ayam, mengandung 28 gr protein; perhatikan kandungan proteinnya, bukan berat makanan sumbernya.

Lemak cukup sedikit saja. Diutamakan lemak tak jenuh (tunggal maupun ganda), seperti ikan laut, kacang-kacangan dan alpukat. Buah alpukat adalah sumber asam lemak tak jenuh tunggal yang sangat baik. Yang membuatnya jadi jelek yakni “teman-temannya”: susu kental manis, gula, atau cokelat.

Jangan lupa sumber vitamin dan mineral yakni sayur dan buah. Anjurannya, bisa sampai 8 – 9  porsi buah dan sayur setiap hari. Agar tidak bosan bisa dijus, dibuat es krim atau es loli, atau es buah. Sayur pun bisa “disembunyikan” ke makanan-makanan tadi, atau diselipkan ke telur dadar/omelet, perkedel, dan lain-lain.

Yang tidak kalah penting yakni pengolahan bahan makanan. “Ada bahan makanan yang harus benar-benar matang misalnya daging, agar semua bakterinya mati. Tapi ada juga bahan makanan yang tidak boleh dimasak terlalu lama. Misalnya sayur, karena vitaminnya akan rusak,” tutur dr. Diana. Sayur berdaun hijau cukup direbus/dikukus sebentar saja karena cepat layu. Untuk wortel dan brokoli bisa agak lebih lama karena teksturnya ckup keras.

Mengolah sumber protein sebaiknya tidak melulu digoreng. Namun, tidak berarti sama sekali menghindari minyak. “Tidak perlu berlebihan semua makanan dikukus, sama sekali tanpa minyak. Anak pun jadi tidak nafsu makan,” ungkap dr. Trully Kusumawardhani, Sp.A. Daging, ikan atau ayam bisa dipanggang, dipepes, atau dibuat makanan berkuah. Minyak masih bisa dikonsumsi asal tidak berlebihan.

Ia melanjutkan, asupan nutrisi sangat penting dalam 1000 hari pertama kehidupan anak, karena pada masa inilah perkembangan otak begitu pesat. Asupan nutrisi sehari-hari yang berasal dari makanan dan minuman alami dengan pemrosesan yang tepat, lebih mudah dicerna dan diserap oleh saluran perncernaan. “Dengan demikian, risiko anak mengalami masalah pencernaan lebih rendah,” imbuhnya. 

Boleh-boleh saja memberikan si kecil makanan/minuman kemasan. Yang penting, perhatikan informasi nilai gizinya. “apakah masih mengandung zat gizi yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan anak,” pungkas dr. Diana. (nid)