Mendiagnosis Cerebral Palsy | OTC Digest

Mendiagnosis Cerebral Palsy

Ayah, Ibu, perhatikan perkembangan buah hati Anda. Apakah di usia 4 bulan, ia sudah bisa tengkurap/berguling? Bisa duduk dan reflek menggenggamnya sudah hilang di usia 6 bulan? Ada bayi yang mengalami keterlambatan. Jika keterlambatan cukup berat—misalnya belum bisa berguling pada usia 10 bulan—sebaiknya waspada. Bisa jadi, anak mengidap cerebral palsy (CP).

CP adalah kerusakan pada otak yang sifatnya permanen, dan tidak bertambah buruk. “Dengan bertambahnya usia, akan bertambah baik, tapi tidak akan bisa kembali normal,” ujar Dr. dr. Dwi P. Widodo, Sp.A(K) dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

CP umumnya mengenai area motorik (postur dan gerak). Perhatikan jika anak memiliki postur tertentu yang aneh. Jika ada kecurigaan, segera memeriksakan anak ke dokter anak bagian saraf. Apalagi, jika Ibu mengalami masalah saat hamil dan/atau melahirkan.

Pemeriksaannya umum saja, “Seperti ketika melakukan pemeriksaan pada bayi.” Pertama, dokter akan menanyakan ibu seputar kehamilan/melahirkan. Misalnya, obat-obatan yang digunakan selama kehamilan; infeksi; trauma; paparan radiasi; gerakan janin, dan lain-lain. Juga riwayat penyakit saraf dalam keluarga, usia kehamilan saat lahir (prematur/tidak), berat lahir bayi, Apgar score dan komplikasi selama periode neonatus. “Dan yang lebih penting, perkembangan anak,” imbuhnya.

Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Dokter akan menilai tonus otot leher, simetri postur, lingkar kepala, kekuatan motorik, koordinasi gerakan dan fungsi motorik oral. Kemampuan duduk menelan dan angkat leher, ikut dinilai.

Tes pendengaran, tes penglihatan serta gerakan bola mata, biasanya juga dilakukan, “Karena biasanya bukan hanya motoriknya yang kena.” Aspek lain pun bisa kena. “Jika pada pemeriksaan ada dugaan ke arah CP, harus dicari apakah fungsi otak lainnya ada yang terganggu,” tutur Dr. dr. Dwi.

Pemeriksaan umumnya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit. Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, sebagai konfirmasi. Misalnya USG kepala, MRI dan CT Scan.

Mengenali CP memang tidak selalu mudah. CP ada yang ringan, sedang atau berat. Umumnya, gejala mulai terlihat di usia 6 bulan. “Makin berkembang, makin mudah dilihat. Kalau masih bayi, susah sekali,” ujarnya. Namun pada kasus CP berat, umumnya gejala sudah bisa dikenali sejak usia 3 bulan.

Jika anak didiagnosis CP, akan dilakukan terapi sesuai kebutuhan. Dr. dr. Dwi menyarankan agar konsultasi tiap 2 minggu sampai 1 bulan, untuk melihat kemajuannya. Pemeriksaan fisik akan dilakukan setiap kali kontrol.

Tidak boleh dilupakan, “Anak dengan kelainan saraf, pemeriksaan yang lainnya tidak boleh ditinggalkan.” Cermati kondisi anak; apakah ia pucat, atau kulitnya kuning? Anak dengan CP biasanya susah makan sehingga gizinya kurang baik; juga kurang bergerak sehingga mudah sakit. Pemeriksaan darah dan pemeriksaan lain mungkin dibutuhkan. (nid)