Mencegah Osteoporosis Sejak Dini | OTC Digest

Mencegah Osteoporosis Sejak Dini

Osteoporosis identik dengan orang tua. Bukan berarti hanya mereka yang berusia >40 tahun yang perlu waspada terhadap silent disease ini. Pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin. Pertumbuhan tulang yang optimal selama masa anak-anak dan remaja, dapat mencegah risiko osteoporosis di kemudian hari.

Pertumbuhan tulang paling optimal, terjadi pada awal masa remaja yakni sekitar usia 10-14 tahun (anak perempuan) dan 12-16 tahun (anak laki-laki). Sekitar 45% massa tulang dewasa dibentuk pada masa remaja, dan terus berjalan hingga usia 30-an. “Peak bone mass (puncak massa tulang) terjadi di usia 25-30 tahun,” ujar dr. Inge Permadhi, MS, Sp.GK dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, Jakarta.

Sekitar 99% kalsium tubuh disimpan di tulang dan gigi. Pada masa puber, tulang tumbuh dengan cepat. “Kalau dalamnya keropos, buat apa? Jadi, jangan lupa konsumsi kalsium,” tutur dr. Inge. Konsumsi kalsium di usia muda akan menentukan kekuatan tulang, nantinya.

Perlu diingat, penyerapan kalsium hanya sekitar 30% dari konsumsi kalsium. Data dari berbagai studi menunjukkan, pada usia 9-18 tahun, penyerapan kalsium maksimal bisa didapat dengan konsumsi 1.200-1.500 mg kalsium/hari.

Jika berlebihan, hampir semua kelebihannya akan dibuang. Sebaliknya jika kurang, tulang tidak menerima cukup kalsium yang dibutuhkan sehingga puncak massa tulang tidak tercapai. Ini sejalan dengan rekomendasi National Academy of Sciences (1997), yakni1.300 mg/hari untuk usia 9-18 tahun. Ini lebih tinggi dibandingkan kebutuhan kalsium usia 19-50 tahun (1.000 mg/hari) dan >50 tahun (1.200 mg/hari).

Menurut dr. Inge, susu adalah sumber kalsium terbaik karena paling mudah diserap oleh tubuh. Segelas susu mengandung sekitar 300 mg kalsium; susu tinggi kalsium mengandung sekitar 500 – 600 mg. Maka, dua gelas susu setiap hari ditambah sumber kalsium lain seperti ikan teri dan sayuran hijau (brokoli, sawi hijau dll,) bisa memenuhi kebutuhan kalsium harian.

Sayangnya, banyak yang “alergi” minum susu ketika beranjak dewasa, karena menganggap susu adalah “minuman anak kecil”, hingga lebih memilih minuman lain seperti soda. Padahal, susu tetap dibutuhkan hingga tua, terutama untuk kalsiumnya. Perlu disadari bahwa susu sebenarnya adalah “minuman segala usia”.

Konsumsi kalsium harus ditunjang dengan vitamin D dan aktif bergerak. Biarkan anak bermain di luar bersama teman-teman, dan dukung keinginan mereka untuk memiliki kegiatan lain di luar sekolah seperti menari, berlatih bela diri atau renang. Semua itu akan menunjang pertumbuhan dan kepadatan tulang mencapai puncaknya pada usia 30-an. (nid)