Manfaat Operasi Bariatrik untuk Remaja Obes | OTC Digest

Manfaat Operasi Bariatrik untuk Remaja Obes

Masih ingat Arya Permana, bocah asal Karawang yang mengalami obesitas berat? Bobotnya turun setelah menjalani operasi bariatrik alias potong lambung. Dengan teknik ini, berat badan (BB)-nya merosot hingga 17 kg dalam 2 minggu. Ternyata, operasi bariatrik pada remaja tidak hanya bermanfaat menurunkan BB; faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) pun ikut dipangkas.

Ini hasil dari studi Teen-LABS (Teen Longitudional Assessment of Bariatrik Surgery), penelitian yang memeriksa keamanan dan manfaat kesehatan dari operasi penurunan BB pada populasi remaja. Studi yang  tengah dilakukan di lima center di Amerika Serikat (AS ) ini merupakan analisis pertama dalam skala besar mengenai prediktor perubahan terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskular pada remaja yang menjalani operasi bariatrik.

Hasil studi menunjukkan bahwa operasi bariatrik yang dilakukan saat remaja bisa memberikan manfaat unik di kemudian hari, dengan mengubah kemungkinan berkembangnya kejadian kardiovaskular di masa depan, termasuk perkembangan dan progresi metabolisme glukosa yang terganggu, aterosklerosis (plak di pembuluh darah), gagal jantung dan stroke. Tampak perbaikan awal dan penurunan faktor risiko terhadap kardio-metabolik. “Ini memberikan dukungan yang menarik terhadap operasi bariatrik pada remaja,” ujar Marc P. Michalsky, MD, direktur bedah di Pusat Nutrisi dan Berat Badan Sehat di Nationwide Children’s, sekaligus penulis utama dalam publikasi terbaru Teen-LABS, seperti dilansir dari sciencedaily.com.

Baca juga: Arya Permana – Dulu 192 Kilo, Sekarang Langsingan )

Publikasi terbaru ini memperluas temuan sebelumnya yang menjelaskan prevalensi awal faktor risiko penyakit kardiovaskular pada 242 remaja. Diukur prediktor perubahan; mencakup tekanan darah, lemak, homeostasis glukosa dan inflamasi (peradangan).

Sebelum operasi, 33% partisipan memiliki tiga atau lebih faktor risiko penyakit kardiovaskular. Tiga tahun setelah operasi, hanya 5% yang memiliki tiga atau lebih faktor risiko. Ini mewakili pengurangan terhadap kemungkinan penyakit kardiovaskular secara keseluruhan di kemudian hari.

Tampak bahwa pengurangan pada faktor risiko penyakit kardiovaskulartidak hanya berhubungan dengan penurunan BB, tapi juga usia saat operasi dilakukan, indeks massa tubuh (IMT) sebelum operasi, jenis kelamin dan ras.

Secara spesifik, jenis kelamin perempuan dan usia yang lebih muda saat operasi dilakukan memprediksi kemungkinan resolusi faktor risiko yang lebih tinggi. Partisipan yang lebih muda lebih mungkin mengalami perbaikan dalam dislipidemia (kadar lemak abnormal) dan perbaikan dalam sensitivitas C-reactive protein (penanda inflamasi). “Ini menunjukkan bahwa mungkin melakukan operasi bariatrik lebih awal itu bermanfaat, bahkan di kalangan remaja sekalipun,” ujar Michalsky. (nid)