Manfaat Minyak Telon
Minyak Telon

Manfaat Minyak Telon

Telon berasal dari kata telu (bahasa Jawa) yang berarti tiga. Minyak telon adalah campuran dari  minyak adas, minyak kayu putih dan minyak kelapa. Minyak telon sudah digunakan secara turun-temurun, agar bayi tidak ‘masuk angin’. Caranya dengan menggosokkan setelah mandi ke bagian punggung, perut serta telapak kaki sehingga memberi rasa hangat pada tubuh bayi.

Efek hangat memberi rasa nyaman pada kulit bayi yang lebih tipis dibanding kulit normal, sementara aromanya yang khas membantu melegakan pernapasan. Kombinasi ini membuat bayi rileks dan lebih mudah tidur.

Tubuh bayi sedapat mungkin harus selalu hangat. Bayi berbeda dengan orang dewasa yang secara otomatis akan membakar cadangan lemak tubuh saat kedinginan. Bayi yang kedinginan akan cepat menggigil, karena kebutuhan kalorinya sangat tinggi. Saat kedinginan, tenaga yang semula dicadangkan untuk pertumbuhan terkuras untuk melawan rasa dingin. Dengan mengoleskan minyak telon, berarti orangtua telah membantu si kecil menghemat kalori tubuhnya. Itu sebabnya, mengapa minyak telon sebaiknya digunakan sehabis mandi.

Baca Juga: Manfaat Pijat Bayi

                   Minyak Angin Modern

                  Multifungsi Minyak Kayu Putih

                   

inyak Adas

Adas (Foeniculum vulgare Mill.) yang terkandung dalam minyak telon, dikenal sebagai komponen pengobatan tradisional. Tanaman adas berasal dari Laut Tengah Timur, dari Italia ke timur hingga Suriah. Minyak adas dihasilkan dari penyulingan serbuk buah adas yang sudah matang dan kering. Buahnya adas berbentuk biji lonjong dengan raroma khas yang kuat dan manis.

Menurut dr. Ari Muhandari Ardhie, SpKK., dalam buku Perawatan Kulit dan Kelamin: Sejak Bayi hingga Remaja, dalam bentuk air adas (fennel water) secara tradisional diminumkan kepada bayi untuk mengatasi kram perut dan perut kembung.

Berdasar  penelitian, minyak adas atau fennel oil memiliki nilai ORAC 238.400 µTE/100g. ORAC adalah oxygen radical absorbance capacity, yang menunjukkan banyaknya kandungan antioksidan dalam sebuah bahan pangan. Hal ini dikembangkan oleh peneliti dari USDA (U.S. Departement of Agriculture). Sebagai perbandingan, bayam  nilai ORAC-nya 1.513 µTE/100g.

Dalam www.organicfacts.net dijelaskan, minyak adas memiliki efek ekspektoran atau pelega tenggorokan dari lendir yang ‘nyangkut’ di saluran napas. Juga memiliki efek stimulasi. Saat diserap oleh tubuh akan menstimulasi kerja banyak organ, seperti meningkatkan aktivitas neurologi di otak, sistem saraf, sekresi kelenjar endokrin dan eksokrin. Ini memberi efek relaksasi pada kondisi depresi atau kelelahan. Kandungan senyawa stigmasterol mampu merangsang produksi hormon estrogen dan bersifat antihepatotoksit (anti racun hati).

Minyak adas juga bersifat carminative, atau melancarkan pengeluaran gas dari saluran pencernaan, sehingga memberi rasa lega pada perut yang begah. Menurut David Crow, L.AC, herbalis dan ahli aromaterapi dari AS, minyak adas saat diaplikasikan sebagai lotion dapat menyeimbangkan kelembaban kulit, dan dapat digunakan pada semua jenis kulit (kering, normal atau berminyak).

Nan Martin, LSHC-CRTS, ahli minyak esensial dari Amerika Serikat menjelaskan, aroma manis dan pedas dari minyak adas, layaknya aromaterapi yang menciptakan keberanian dan keseimbangan.  Pada minyak telon, minyak adas inilah yang mengeluarkan wangi khas bayi.

Minyak kayu putih

Minyak kayu putih (cajeput oil) dihasilkan dari penyulingan pohon kayu putih (Melaleuca leucandendra). Pohon ini masih berkerabat dengan pohon teh, karena berasal dari genus yang sama. Minyak kayu putih merupakan minyak esensial yang berperan penting dalam dunia aromaterapi. Bersifat antibakteri dan antiseptik, sehingga sering digunakan dalam sabun, deodoran, lotion, parfum dan produk kesehatan lain.

Kandungan dalam minyak kayu putih antara lain caryophyllene, alpha dan betha pinene, limonene, terpineol dan myrcene. Nilai ORAC-nya 37.600 µTE/100g. Minyak kayu putih telah lama digunakan untuk mengatasi rematik, flu dan sinusitis. Dalam ilmu pengobatan kuno India (Ayurveda), minyak kayu putih dipakai untuk meredakan sakit otot, infeksi saluran kemih, gigitan serangga, infeksi telinga sampai kram perut.

Minyak kayu putih terbukti dapat mengatasi masalah kulit karena jamur candida albicans. Jamur ini banyak terdapat di kulit, bisa menyebar di lingkungan yang lembab atau ketika sistem imun menurun, seperti pada penderita HIV/AIDS.

Menurut dr. Ari Muhandari Ardhie, SpKK, seperti minyak adas, minyak kayu putih tergolong  minyak esensial, yang gampang menguap. Digunakan pada kulit untuk mendapat efek hiperemia (peningkatan jumlah darah di bagian tubuh tertentu).

“Vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) lokal yang terjadi, akan diikuti rasa hangat dan nyaman. Timbul sedikit efek anestasi,” ujarnya. “Kulit bisa iritasi jika dipakai berlebihan, terutama pada kulit yang sensitif.”  Pada minyak telon, porsi minyak kayu putih 15-20%.

Minyak kelapa

Minyak kelapa banyak digunakan dalam produk kosmetik. “Keamanan dan efektivitasnya sebagai moisturizer (pelembab dan pelembut) dengan fungsi oklusi (menutup pori-pori kulit), setara dengan mineral,” kata dr. Ari.

Minyak kelapa sering digunakan untuk melembutkan kulit dan mengangkat kerak di kulit kepala bayi. Minyak ini masuk kelompok fixed oil, atau yang tidak gampang menguap oleh panas. “Minyak kelapa dijadikan carrier (pembawa) bagi minyak-minyak lain dalam minyak telon, karena tidak mudah menguap, dan menempel di kulit,” papar Dahlia Yolanda, Senior Brand Development Manager My Baby, pada acara peluncuran My Baby Minyak Telon Plus. Minyak ini berfungsi sebagai pelembab, agar kulit bayi tidak teriritasi minyak kayu putih pada minyak telon.  

Komposisi bahan menentukan kualitas minyak telon. Dari 3 unsur minyak, minyak adas paling mahal dan yang termurah minyak kelapa. Bila komposisi diubah, aroma kayu putih lebih dominan dan  lengket karena terlalu banyak minyak kelapa. Minyak telon yang baik yakni yang aromanya harum dan  wangi khas bayi. (jie)