Pemakaian Gawai Tingkatkan Risiko Mata Kering pada Anak | OTC Digest

Gawai Tingkatkan Risiko Mata Kering pada Anak

Mata kering merupakan kondisi yang biasa dialami oleh orang tua, namun saat ini mulai banyak terjadi pada anak-anak. Penyebabnya adalah terlalu lama menatap layar gawai, seperti tablet atau smartphone.   

Sindroma mata kering terjadi saat air mata tidak terproduksi dengan benar, atau menguap dari permukaan bola mata lebih cepat. Ini menyebabkan mata merah, iritasi dan bisa menyebabkan pandangan kabur. Bahkan berisiko menjadi masalah lain yang lebih serius, seperti konjungtivitis (peradangan selaput lendir mata).

Sindroma mata kering sebenarnya bukanlah masalah kesehatan yang serius, dengan gampang bisa diatasi dengan bantuan air mata buatan atau cairan lubrikasi yang mengandung natrium dan kalium, dikombinasikan dengan benzalkonium Cl.

Baca juga : Jangan Asal Menggunakan Tetes Mata  

Setiap hari kelopak mata bekerja ‘keras’ mengedip untuk melapisi bola mata dengan air mata. Air mata selain berguna sebagai cairan pelumas, ia juga memberikan proteksi dan nutrisi bagi mata. Namun, pada sebagian orang air mata mungkin saja tidak bekerja dengan baik.

Dilansir dari dailymail.co.uk, setidaknya satu dari lima orang dewasa di Inggris menderita sindroma mata kering yang tidak bisa disembuhkan namun tidak memberikan dampak serius. Biasanya disebabkan akibat pemakaian lensa kontak, cuaca panas atau berangin, peradangan di kelopak mata, atau efek samping pengobatan seperti terapi hormonal pada wanita.

Namun dalam suatu penelitian disebutkan anak-anak yang terlalu lama menatap layar televisi, tablet dan telepon pintar mereka mengalami masalah yang sama.

Prof. James Wolffsohn, peneliti dari Aston University di Birmingham, Inggris, mengatakan sindroma mata kering yang biasanya terjadi pada orang tua, kejadiannya semakin meningkat pada anak-anak. “Tampaknya disebabkan oleh lamanya pemakaian layar gawai, yang mana membuat mata lebih sedikit berkedip dan mempercepat penguapan air mata,” tegasnya.

Terapi alternatif dengan darah

Penelitian tahun lalu menyatakan meneteskan setitik darah ke mata bisa menjadi solusi sederhana mengatasi keluhan sindroma mata kering.

Mereka yang meneteskan sedikit darah mereka sendiri ke kelopak mata bawah didapati mengalami pengurangan gejala kemerahan dan mata yang tersengat dalam tiga hari. Dalam delapan minggu, keparahan gejala mata merah berkurang hingga sepertiganya.

Para peneliti dari Moorfields Eye Hospital, London -penemu teknik ini – menjelaskan, darah mengandung nutrisi yang sama seperti yang ditemukan dalam air mata, salah satunya epidermal growth factor (EGF), zat kimia alami yang membantu kesehatan sel-sel permukaan mata.

Diketahui EGF banyak terdapat dalam air mata, namun jumlahnya menurun drastis pada mereka yang menderita sindroma mata kering. Terapi yang biasa diberikan adalah memakai air mata buatan, namun bahan ini tidak mengandung EGF. Setetes darah adalah material ‘hidup’ yang mengandung banyak nutrisi di dalamnya. Ini bisa menjadi terapi alternatif yang patut dicoba. (jie)

Baca juga : Berkenalan Dengan Computer Vision Syndrome