Berikan ASI dalam 1 Jam Pertama | OTC Digest

Berikan ASI dalam 1 Jam Pertama

Menyusui sesegera mungkin setelah melahirkan wajib dilakukan ibu pada anaknya. Seyogyanya dilakukan dalam 1 jam pertama setelah persalinan, selama 60 menit.

Inisiasi menyusui dini (IMD) dilakukan dengan meletakkan bayi di dada ibunya (baik pada persalinan normal atau operasi caesar). Biarkan bayi merasakan sensasi sentuhan kulit ibunya untuk pertama kali. Secara natural bayi akan bergerak mencari puting sang ibu.

Saat merangkak di dada ibu, “Bayi akan menjilat-jilat kulit ibu, ini akan memasukkan bakteri baik (probiotik) dari kulit ibu ke anak. Gerakan menghisap dan menjilat puting merangsang ke luarnya hormon oksitosin, yang memicu produksi ASI (air susu ibu),” papar dr. Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM, pendiri Sentra Laktasi Indonesia (SELASI), Maret 2017.

Sebagian orang beranggapan bayi dapat kedinginan jika langsung dilekatkan ke dada sang ibu. Dr. Utami menjelaskan, dada ibu menyusui 1 derajat lebih panas dibanding dada orang normal (tidak menyusui). Selain itu dada ibu mampu berperan sebagai termoregulator, alias pengatur suhu.

“Jika si bayi kedinginan otomatis suhu di dada akan naik. Dan sebaliknya turun jika sudah terlalu panas,” tambahnya.

Disarakan IMD dilakukan minimal selama 60 menit. Melakukan IMD  dalam 1 jam pertama kelahiran, pada studi di 42 negara mampu mencegah kematian bayi baru lahir sampai 22%. Dan, harapan hidup bayi meningkat 3 x lipat. Sementara jika dilakukan dalam 24 jam hanya mencegah kematian sampai 16%.

Manfaat yang didapatkan sangat besar lewat IMD, seperti mempertahankan kehangatan/suhu bayi, lebih berhasil & lebih lama menyusui, detak jantung dan pernapasan bayi lebih cepat stabil. Selain itu bayi menjadi jarang dan lebih sebentar menangis.

“Dalam 1-2 jam pertama adrenalin ibu meningkat, jika ibu berhasil melakukan IMD maka ikatan emosi antara ibu dan bayi terjalin kuat,” tegas dr. Roesli.

Perlu dipahami butuh dukungan sang suami agar kegiatan IMD berhasil dilakukan. Dalam riset tahun 1994 pada 115 ibu menyusui dibagi menjadi 2 kelompok : mendapat dukungan &  tidak ada dukungan suami. Disimpulkan, 98,5% kegiatan IMD berhasil pada kelompok ibu yang didukung suami. Sementara pada kelompok pembanding, keberhasilan IMD hanya 26,9%.

“Jika suami tidak ikut mendukung IMD, maka 73,1% kemungkinan baik ibu atau anaknya akan tumbuh buruk,” urai dr. Roesli.

Pemberian ASI > 6 bulan terbukti menurunkan risiko infeksi saluran napas atas (ISPA) sampai 63% dan leukemia 20%.  Risiko diare dan pneumonia (2 penyakit penyebab kematian utama pada bayi), asma, obesitas dan diabetes pun ikut turun.

Tak hanya itu, buat sang ibu menurunkan risiko mengalami depresi, obesitas, bahkan kanker. International Journal of Cancer (2007) menyatakan kegiatan menyusui akan membunuh 40 jenis sel tumor yang berbeda dalam tubuh ibu. (jie)