Bahaya Anak Ngegym Terlalu Dini | OTC Digest

Bahaya Anak Ngegym Terlalu Dini

Bagi penggemar bola tentu tidak asing dengan mega bintang Cristiano Ronaldo. Namun baru-baru ini sang anak pun, Cristiano Ronaldo Jr., mendapat sorotan, karena bentuk badannya yang mirip binaragawan. Sebenarnya amankah anak-anak melakukan angkat beban?

Cristiano Ronaldo Jr., (7 tahun) diketahui sering ikut sang ayah berlatih di gym. Walau Ronaldo tidak keberatan dengan aktifitas anaknya di pusat kebugaran, perilaku ini tergolong berbahaya bagi anak-anak. Karena akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi badannya.

Tampaknya tren nge-gym ini juga menghinggapi para remaja di Indonesia; banyak ramaja (usia SMP – SMA) sengaja membentuk badannya di pusat-pusat kebugaran. Menurut dr. Laila Hayati, M.Gizi, SpGK, dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, aktifitas angkat beban rawan dilakukan oleh remaja, apalagi anak-anak.

Hal pertama yang akan terpengaruh adalah tinggi badan. Secara normal tubuh manusia mendapatkan penekanan ke bawah oleh grafitasi, walau dalam jumlah yang sangat sedikit. “Itu sebabnya kenapa waktu remaja tinggi kita bisa sampai 170 cm, tapi pada waktu tua akan berkurang, minimal 2 cm,” paparnya.

Saat ditambah dengan angkat beban berat, ruas tulang juga dapat terpengaruh. “Sayang nanti badan sudah bagus, tapi pendek,” kata dr. Laila. “Para remaja yang harusnya tingginya bisa lebih dari itu menjadi kurang, karena mereka sangat membatasi kalori.”

Diet tinggi protein yang biasa diterapkan oleh binaragawan, misalnya mengonsumsi susu tinggi protein antara 50-70 gram per saji, bukan tanpa risiko. “Kalau masih hanya putih telur masih bisa ditoleransi. Masalahnya mereka juga mengonsumsi suplemen asam amino atau whey protein,” jelas dr. Laila.

Mengurangi kalori dan memperbanyak protein pada masa pertumbuhan berbahaya bagi ginjal. Ginjal akan bekerja ekstra berat mencerna protein yang masuk.

Saat asam amino (pembentuk protein) dibentuk dalam jumlah besar, darah menjadi asam dan membutuhkan kalsium untuk menetralisirnya. Dengan demikian, konsumsi protein yang berlebihan menyebabkan berkurangnya cadangan kalsium dalam tubuh.

Demikian juga kadar fosfor dalam daging sangatlah tinggi, sementara darah harus menjaga rasio kalsium dan fosfor antara 1:1 atau 1:2. Makanan yang meningkatkan jumlah fosfor akan menyebabkan tubuh mengambil cadangan kalsium dari gigi dan tulang untuk menjaga keseimbangan tersebut.

Mineral fosfor dan kalsium dalam tubuh akan bersenyawa membentuk kalsium fosfat, di mana tubuh tidak dapat menyerapnya. Maka senyawa ini pun akan dikeluarkan. Dampak lebih jauh adalah jika masa muda merupakan waktunya menimbun kalsium, ini justru terbuang sehingga saat dewasa nanti lebih rentan terhadap osteoporosis.

“Tidak masalah jika para abg ini ditangani secara benar menggunakan personal trainer. Namun, kebanyakan mereka mencontoh perilaku diet orang dewasa, dan mencari informasi dari sumber yang tidak jelas,” imbuh dr. Laila. Idealnya angkat beban dilakukan setelah usia 22 tahun.  (jie)