Atasi Kebiasaan Ngempeng Anak | OTC Digest

Atasi Kebiasaan Ngempeng Anak

“Kasih empengan, biar anak tidak rewel“

Saran ini ada benarnya. Si kecil yang sedang rewel, langsung diam begitu empeng  masuk ke mulutnya. Ternyata, kebiasaan ngempeng bisa menyebabkan kontur gigi anak maju alias tonggos.

Menyedot merupakan reflek bawaan bayi, dan merupakan latihan untuk menerima makanan. Kegiatan menyedot itu juga penting bagi perkembangan anak, karena pada tahun pertama kelahiran “aksi“ ini membuat bayi nyaman. Sayangnya, bayi umumnya merasa nyaman tidak hanya saat menyedot puting ibunya tapi juga mengisap ibu jari atau dot.

Di tahun pertama, kebiasan menyedot tidak secara signifikan menyebabkan kerusakan pada mulut. Dalam jangka panjang, setelah gigi permanen mulai tumbuh di usia sekitar 6 tahun, bisa menyebabkan gigi depan atas maju dan gigi depan bawah cenderung masuk. Juga, rahang atas dan bawah tidak lurus, sementara langit-langit mulut lebih sempit.

Prof. Dr. drg. Melanie S. Djamil, Mbiomed dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti menyatakan,” Pada masa pertumbuhan, langit-langit belum menutup benar. Nah, saat menyedot jempol, anak sambil menekan-nekan langit-langit, sehingga langit-langit menjadi tinggi. Jadinya kayak gigi kelinci. Kalau dilihat depannya (bentuk gigi depan) kecil dan sempit dan kesannya rahang bawah gede.”

Ngempeng ibu jari atau dot berakibat pada bentuk gigi depan yang jarang-jarang. Kebiasaan ngempeng tidak melatih otot gigi, membuat bibir rileks. Penelitian menunjukkan, kegiatan mengunyah makanan melatih otot-otot geraham sehingga gigi tumbuh lebih baik dan rapat. 

Kebiasaan ngedot harus dihindari. Kalau pun anak harus minum susu dari botol, cukup sampai usia 2 tahun. Setelah itu, mengisap dot atau ibu jari sebaiknya tidak dilakukan karena akan mempengaruhi tumbuhnya gigi permanen.  

Bagaimana cara mengatasinya? Secara perlahan, penggunaan empeng dikurangi pada usia 7 bulan sampai 1 tahun. Selepas 1 tahun, anak tidak lagi berada dalam fase oral sehingga keinginannya untuk mengisap-isap tidak sekuat sebelumnya.

“Ibu mesti kreatif, jangan begitu anak nangis langsung dikasih dot. Bisa keterusan; ada yang sampai kuliah masih suka mengisap-isap ballpoin,” ujar drg. Melanie.

Mengajak anak bermain, dapat mengalihkan perhatian anak pada empeng. Gunakan cangkir yang lucu, agar anak tertarik minum langsung dari cangkir/gelas.

Jangan gunakan empeng jika anak tidak memiliki gangguan sebelum tidur. Empeng bisa menjadi teman tidur bayi yang sangat rewel. Umumnya anak seperti ini memerlukan kondisi tenang sebelum tertidur.

Empeng bisa menjadi alternatif, setelah cara lain seperti mendongeng, mengusap-usap bagian tubuh tertentu tidak bisa membuatnya tenang. Segera copot empeng  begitu anak tertidur. (jie)