ASI Tingkatkan Kecerdasan | OTC Digest

ASI Tingkatkan Kecerdasan

Air susu ibu mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Yang terpenting adalah mengoptimalkan fungsi otak, membuat anak cerdas.

ASI merupakan sumber asam lemak esensial (asam lemak yang harus dipenuhi dari luar tubuh), yaitu asam linoleat dan asam alfa-linolenat. Kedua asam lemak esensial ini akan diubah menjadi DHA (asam dokosaheksanoat) dan AA (asam arakhidonat). Selain sebagai sumber energi, lemak adalah nutrisi yang penting bagi perkembangan otak, terutama terdapat dalam bentuk fosfolipid.

Fosfolipid ASI merupakan sumber asam lemak tidak jenuh rantai panjang (long chain polyunsaturated fatty acid / LCPUFA), terutama AA dan DHA. Kandungan fosfolipid ASI bervariasi sekitar 20-38 mg/100 ml. LCPUFA merupakan komponen esensial selama periode perinatal (5 bulan sebelum dan 1 bulan sesudah kelahiran). Saat lahir dan masa awal kehidupan otak bayi telah menghasilkan 6-10 ribu hubungan sinaps antarsel saraf, di mana bahan dasar untuk terbentuknya sinaps adalah adanya asam lemak esensial dalam ASI.

“Perkembangan mental dan kecerdasan bergantung pada kecukupan suplai asam lemak esensial dan LCPUFA pada tahap-tahap krusial tersebut,” ujar dr. Utami Roesli, Sp.A, IBCLC, FABM.

Bila bayi mendapat DHA dalam jumlah yang cukup melalui ASI, proses pembentukan otak serta pematangan sel-sel saraf di otak akan berjalan dengan baik. Proses itu terjadi saat bayi tidur nyenyak. Taurin, asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI, terbukti berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk proses pematangan sel otak.

ASI juga kaya yodium, zat besi dan seng. Yodium perlu untuk pembentukan tiroksin, hormon yang diperlukan dalam pembentukan protein yang membantu proses tumbuh kembang otak. Zat besi dibutuhkan dalam proses pembentukan myelin (selubung saraf). Seng membantu pembelahan sel. Kekurangan zat seng di otak, dapat menyebabkan gangguan fungsi otak yang disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder).

Melalui penelitian silang yang dilakukan di Kings College London ditemukan varian gen FADS2 yang terlibat dalam memroses asam lemak Omega 3, menyumbang pengaruh pada kecerdasan. Bayi yang memiliki gen ini dan mendapat ASI, terbukti lebih pintar. Penelitian terhadap 3.200 orang di Inggris dan Selandia Baru.

Kedekatan dan hubungan batin yang terjalin antara ibu dan bayi ketika memberi ASI, diketahui merangsang perkembangan kemampuan kognitif bayi. Para peneliti menyimpulkan, proses menyusui dapat meningkatkan interaksi verbal ibu-anak, yang bisa membantu pengembangan kemampuan otak bayi. Riset menunjukkan, bayi yang diberi ASI memiliki IQ 4,3 poin lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4 – 6 poin lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 poin lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI. (puj – jie)

 

Baca juga: ASI Cegah Penyakit Jantung Dan Kanker