Anemia Kronis pada Anak | OTC Digest

Anemia Kronis pada Anak

Salam kenal Dr. dr. Sri, anak saya sejak kecil sakit-sakitan, tubuhnya kurus tapi perutnya buncit seperti busung lapar. Setelah kami periksakan dan dilakukan pemeriksaan lab, ia didiagnosis menderita anemia kronis. Menurut dokter yang memeriksanya, gejala anemia kronis beda tipis dengan leukemia. Yang kami khawatirkan, bagaimana bila ternyata anak kami sebenarnya menderita leukemia, karena memang ada riwayat leukemia di keluarga. Sebenarnya, apa penyebab anemia kronis? Apa bedanya dengan leukemia, baik dari tanda dan gejala, maupun penyakitnya? Apa pengobatan terbaik untuk anemia kronis? Kami ingin mencari 2nd opinion dari Dr. dr. Sri, agar kami dapat lebih memahami kondisi anak kami. Sekarang usianya 2 tahun. Mohon bantuannya Dok, terimakasih.

(Iren – Makassar)

 

Jawaban:

Ibu Iren, terima kasih atas pertanyaannya.  Seorang anak dikatakan anemia apabila di usia 6 bulan - 6 tahun kadar hemoglobin <11 gram%, dan apabila pada usia> 6 tahun kadar hemoglobin <12 gram%. Anemia kronis dimaksudkan apabila gejala anemia terjadi secara pelan-pelan dan lama, mulai beberapa bulan sampai beberapa tahun sampai kondisi anak jatuh pada kadar hemoglobin yang sangat rendah tapi tidak dirasakan karena anak secara perlahan dan lamaa, tubuhnya mengkompensasi kondisi anemia tersebut. Biasanya disebut anemia pada penyakit kronis. Penyakitkronis yang menyebabkan anemia bisa karena sakit lever (hati), sakit ginjal, atau anemia hemolitik jenis tertentu (darah merah mudah hancur).

Anemia penyakit kronis terjadi karena bisa akibat gangguan sintesis protein globin (thalassemia), bisa karena kurangnya produksi eritropeitin dari ginjal, di mana protein ini sangat diperlukan pada pembentukan darah merah, dan anemia karena terhambatnya penggunaan kembali cadangan besi dalam hati karena penyakit hati. Kekurangan zat besi bisa dimasukkan dalam kelompok anemia kronis karena kurangnya asupan zat besi dalam makanan yang pelan-pelan menyebabkan penurunan kadar besi dalam tubuh.

Leukemia adalah bentuk lain dari anemia. Salah satu bentuk leukemia yang perjalanannya pelan-pelan dan lama adalah leukemia limfositik kronik, di mana terjadi gangguan pembentukan dan pematangan sel darah putih, sehingga berakibat terjadi produksi berlebihan semua step darah putih, mulai dari yang muda sampai yang tua. Selanjutnya akan terjadi akumulasi sel-sel tersebut di sumsum tulang dan menyebar ke seluruh pembuluh darah dan ke organ-organ besar yang dialiri darah tersebut. Akibatnya terutama terjadi pada hati dan limpa menjadi membengkak. Dalam pemeriksaan menunjukkan perut buncit dan membesar. Jenis leukemia yang terjadi pada anak-anak adalah leukemia akut (mendadak), di mana kejadian pucat terjadi dalam beberapa bulan. Leukemia akut lebih progresif perjalanannya karena adanya penurunan produksi darah merah dan trombosit.

Penyakit anemia kronis yang banyak terjadi juga penyakit thalassemia, di mana terjadi gangguan produksi protein globin pembentuk hemoglobin darah merah.Perjalanan penyakit ini, pada kondisi yang berat mulai pada usia awal kehidupan (kira-kira usia 6 bulan). Anak mengalami anemia berulang tiap bulan karena kualitas darah merah yang tidak baik sehingga mudah pecah dan akan hancur sebelum 125 hari.  Akibat anemia berulang, maka penderita membutuhkan transfuse berulang. Akibat yang terjadi dalam tubuh adalah kompensasi sumsum tulang dan tempat lain untuk membentuk darah merah, sehingga terjadi gangguan tumbuh kembang (perawakan kecil pendek). Limpa akan mengalami pembengkakan karena bekerja keras untuk menampung dan merusak darah merah yang terlalu sering hancur. Demikian juga hati akan membesar. Pada penampakan, maka perut anak membuncit.

Untuk membedakan bermacam-macam penyebab anemia kronis, maka perlu dilakukan eksplorasi riwayat sakitnya untuk mencari tahu faktor risiko dan perjalanan anemianya, pemeriksaan fisik untuk mengetahui gejala-gejala gangguan organ seperti pembesaran kelenjar limfe, hati, maupun limpa. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah lengkap (hemoglobin, darah putih, trombosit, hitung jenis darah putih dan apusan darah) sangat diperlukan untuk mencari tahu secara pasti penyebab anemia kronis. Pemeriksaan laboratorium penunjang lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis.

Dr. dr. Sri Mulatsih, Sp.A(K)

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM / RSUP. dr. Sardjito Yogyakarta

___________________________________________________________

Ilustrasi: Pixabay.com