Tips Sehat Cegah Stroke | OTC Digest

Tips Sehat Cegah Stroke

Riset Tobias Kurth dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, menemukan adanya kaitan langsung antara gaya hidup dan risiko stroke.

Pada risetnya selama 10 tahun berjalan, dari 37.636 wanita usia 45 tahun atau lebih ditemukan 450 wanita mengalami stroke; 356 iskemik (stroke sumbatan), 90 perdarahan dan 4 tidak terdefenisi. Disimpulkan, wanita yang terserang gangguan tersebut karena tidak menerapkan gaya hidup sehat: merokok, mengonsumsi alkohol, tidak atau kurang aktivitas fisik, indeks massa tubuh lebih dari 22 dan diet lemak yang tinggi.

Menurut Prof. dr. H. Jusuf Misbach, Sp. S (K), dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta,  gaya hidup sehat erat kaitannya dengan pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah serta stroke. “Jika kita tidak ingin dan belum menjadi korban, mulai sekarang lakukan tindakan pencegahan,” tegasnya.

 

Diet gizi seimbang

Apa yang baik bagi jantung Anda, baik pula bagi otak. Menjaga kadar kolesterol berarti menghambat aterosklerosis dan stroke. Kadar kolesterol tinggi dikaitkan dengan stroke iskemik. Konsumsi  lemak yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 25% kebutuhan kalori. Juga dianjurkan untuk diet tinggi serat.

 

Rileks dan aktif

Riset menunjukkan, mereka yang mulai latihan (olahraga) pada usia 25-40 tahun, risiko terserang stroke berkurang 57%. Sedangkan yang mulai latihan di usia 40-55 tahun, kesempatannya 37% lebih baik untuk terhindar dari stroke.

Para ahli beranggapan, olahraga membuat jantung lebih kuat sehingga mampu mengalirkan darah lebih optimal. Olahraga juga mampu menurunkan berat badan. Kegemukan meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi, aterosklerosis, penyakit jantug dan diabetes. Aktivitas fisik seperti jalan santai, berenang dan kerja lapangan mampu menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung.

 

Hindari tembakau dan alkohol

Hasil studi memperlihatkan, menjauhi tembakau mengurangi risiko stroke sampai 33%. Nikotin, karbon monoksida (CO) dan zat lain yang terkandung dalam rokok berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah.

Hal ini mempermudah kolesterol melekat pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan dan membentuk plak. Sedangkan alkohol bisa menyebabkan rentan terhadap stroke iskemik dan perdarahan di otak.

 

Kontrol tekanan darah

Studi  menunjukkan, penurunan tekanan darah (5-6 mmHg sistolik, 2-3 mmHg diastolik) mengurangi 40% risiko stroke. Tekanan darah adalah faktor paling dominan pada semua jenis stroke. Makin tinggi tekanan darah, makin besar risiko stroke. Begitu pula jika tekanan darah sering naik-turun secara tiba-tiba. Tekanan darah yang harus diwaspadai adalah jika angka tertinggi (sistole) di atas 135 dan angka terbawah (diastole) 85.

 

Periksa nadi

Bunyi detak jantung yang tidak wajar menunjukkan perubahan fungsi, yang mengakibatkan darah terkumpul dan menggumpal di jantung, kemudian masuk ke aliran darah sehingga mengakibatkan stroke. Gangguan irama jantung dapat dideteksi dengan menilai detak nadi di pergelangan tangan atau leher. Bunyi mendesing di leher merupakan pertanda aterosklerosis. (puj)