Tips Olahraga Bagi Penderita Sakit Jantung | OTC Digest

Tips Olahraga Bagi Penderita Sakit Jantung

Olahraga diketahui akan meningkatkan kesehatan jantung. Tetapi, bagi mereka yang memiliki masalah gangguan (sakit) jantung, tidak boleh sembarangan olahraga.

Jenis olahraga, perlu disesuaikan dengan kemampuan tubuh, terutama bagi yang sudah di atas usia 40 tahun, atau yang sudah memiliki masalah jantung. Untuk mengetahui jenis olahraga mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh, bisa konsultasi dengan dokter.

Tidak sedikit orang yang berolahraga di luar batas kemampuan. Hal itu justru membahayakan tubuh dan dapat memicu serangan jantung. Pada banyak kasus, penyumbatan pembuluh darah tak menunjukkan gejala spesifik, sehingga banyak orang tak sadar jika dirinya sudah memiliki sumbatan. Bila sudah ada yang tersumbat, olahraga berat bisa berbahaya karena dapat memicu serangan jantung.

Agar olahraga yang dilakukan bermanfaat bagi kesehatan, adalah dengan melakukannya secara teratur; tidak harus setiap hari, bisa 3 atau 4 hari sekali. Olahraga teratur membuat jantung bekerja lebih efisien. Hal ini sangat menguntungkan kerja jantung, karena jantung tidak akan bekerja keras.

Sebaliknya, bila kegiatan olahraga yang dilakukan secara tidak teratur, justru dapat mengakibatkan munculnya serangan jantung, lantaran peningkatan detak jantung dan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba, akan ‘mengagetkan’ kerja organ vital tubuh.

Baca juga : Ini Dia Olahraga Yang Tepat Untuk Jantung

Selain konsisten dilakukan, teknik dalam berolahraga tidak kalah penting. Sebelum dan sesudah olahraga, jangan lupa memeriksa denyut jantung. Selain itu, lakukan pemanasan dan pendinginan dengan benar.

Awali dengan perlahan

Saat kita berolahraga, detak jantung akan bertambah. Dilansir dari laman livestrong.com,  jika Anda sudah terdiagnosa menderita sakit jantung penting untuk memulai olahraga secara perlahan. Penting untuk memberi kesempatan bagi jantung agar bisa mengadaptasi peningkatan intensitas latihan.

Awalilah dengan olahraga ringan sekitar 30-60 menit. Anda bisa membaginya ke beberapa sesi berdurasi 10 -15 menit dalam satu hari.

Jalan kaki

Jalan cepat (brisk walking) adalah salah satu olahraga yang paling direkomendasikan bagi penderita gangguan jantung. Boleh dilakukan di luar ruang atau menggunakan treadmill. Jika memakai treadmill sesuaikan tingkat kecepatan alat dengan kemampuan Anda.

Selalu pantau detak jantung Anda. Beberapa jenis alat treadmill dilengkapi dengan alat monitor detak jantung. Tetapi jika Anda memilih jalan cepat di luar ruangan gunakan gawai untuk memantau detak jantung. 

Bersepeda

Jenis olahraga lain yang disarankan adalah bersepeda, termasuk memakai sepeda statis di rumah/gym. Sekali lagi, dimulai dengan latihan ringan 30 - 60 menit per hari, dan selalu pantau denyut jantung Anda.

Denyut jantung

Saat Anda berolahraga, cara terbaik memantau denyut jantung adalah dengan memakai alat / gawai pemantau detak jantung. Jaga agar detak jantung tidak terlalu cepat, atau lambat karena berarti olahraga yang Anda lakukan kurang optimal.

Jika dokter tidak memberikan target rerata denyut jantung. Menurut Center for Disease Control (CDC), Anda bisa menghitungnya sendiri dengan cara 220 dikurangi usia. Pertahankan denyut jantung antara 50 – 70 % angka tersebut. Misalnya, jika Anda berusia 50 tahun, kisaran denyut jantung yang harus dijaga antara 85-119 kali per menit.

Perhatikan tanda bahaya

Selama berolahraga, selalu perhatikan peringatan/tanda. Jika nyeri dada mulai muncul, atau keliyengan, rasa ingin pingsan, segera hentikan.

Olahraga intensitas sedang-berat

Seiring dengan peningkatan kemampuan otot jantung, Anda bisa mencoba olahraga jenis lain; selama dokter mengizinkan.

Bagi sebagian orang, jalan kaki atau bersepeda belum cukup untuk menguatkan otot jantung. Berenang atau hiking juga adalah olahraga yang menyehatkan bagi jantung.

Setelah Anda merasa percaya diri selama latihan intensitas ringan, Anda dapat kembali ke aktivitas yang paling berat untuk jantung Anda: misalnya angkat beban. Ketika mengangkat beban, tekanan darah akan meningkat, yang berarti menambah tekanan ke jantung. Itulah mengapa baru boleh melakukan olahraga ini setelah jantung Anda diperkuat oleh latihan kardio intensitas ringan. (jie)