Tips Aman Mengemudi saat Mudik | OTC Digest

Tips Aman Mengemudi saat Mudik

Musim mudik sudah tiba. Doodle Google hari ini pun menggambarkan mudik. Mudik memang asyik, tapi berkendara selama mudik bukan hal sepele. Dari tahun ke tahun, penyebab utama kecelakaan saat mudik tidak berubah: kelalaian pengemudi. “Kenapa manusia bisa lalai? Karena mengantuk. Berkendara membutuhkan konsentrasi, kewaspadaan dan respon refleks yang baik. Semua ini hanya bisa dilakukan kalau kita cukup tidur. Tidak bisa diganti dengan apapun,” tegas dr. Andreas Prasadja, RPSGT, dari Klinik Gangguan Tidur RS Mitra Kemayoran, Jakarta. ia menambahkan, “Berkendara dalam kondisi mengantuk, lebih berbahaya daripada dalam kondisi mabuk.”

Kenali tanda-tanda mengantuk saat menyetir. Antara lain sering menguap, meletakkan kepala di sandaran kursi, menerjang lampu merah dan rambu-rambu lalu lintas. “Dan tiba-tiba tersadar, ‘kok sudah sampai sini?’. Lima belas menit sebelumnya kesadaran seperti hilang,” ujar dr. Andreas.

Bila tanda-tanda ini muncul, segera menepi dan berhenti. Silakan ngopi, lalu tidur +30 menit. Jangan khawatir tidak bisa tidur karena minum kopi; efek kopi baru terasa setelah 30 menit diminum. Sehingga, saat bangun nanti, badan dan pikiran terasa segar, dan kita bisa kembali konsentrasi.”Dapat manfaat dari tidur, dapat pula efek dari kopi. Pas,” ucapnya.

Jangan memaksakan diri berangkat mudik di malam hari demi menghindari macet. “Disarankan tidak berkendara di waktu biasanya kita tidur, karena pasti dorongan ngantuk akan lebih kuat,” terang dr. Andreas. Lebih baik berangkat setelah subuh. Toh, berangkat jam berapa pun pasti kena macet.

Pikirkan keselamatan lebih dulu. Saat capek dan mengantuk, jangan memaksakan diri. Jangan mengandalkan kopi, karena kopi hanya akan membuat mata melek, tapi otak yang lelah tidak akan terbantu.

Paling baik bila di mobil ada orang dewasa lain, yang bisa menggantikan mengemudi. “Baiknya sih di rest area juga ada kamar yang bisa disewa per jam. Jadi sekeluarga, terutama yang menyetir, bisa tidur dulu,” ungkap dr. Andreas.

Ketika berkendara, kita tidak hanya bertanggungjawab terhadap diri sendiri, tapi juga kepada semua orang yang berada di dalam mobil dan para pengendara lain. (nid)