Tahukah Anda bahwa Tinja Kita Sebenarnya Hidup? | OTC Digest
tinja_materi_organik_hidup

Tahukah Anda bahwa Tinja Kita Sebenarnya Hidup?

Vincent Ho, Western Sydney University

Jika Anda pernah berpikir bahwa kotoran Anda hanyalah sekumpulan sel mati, Anda harus berpikir ulang. Ternyata, sebagian besar tinja kita terdiri dari miliaran mikroba yang masih hidup. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang dilakukan pada orang dewasa yang sehat yang mengungkapkan apa saja yang ada di tinja kita.

Air

Setidaknya 75% dari tinja kita terdiri dari air, meskipun jumlahnya berbeda setiap orangnya.

Tinja para kaum vegetarian memiliki kandungan air yang lebih tinggi. Mereka yang mengkonsumsi lebih sedikit serat dan lebih banyak protein memiliki kandungan air yang lebih rendah. Serat memiliki kemampuan membawa air lebih banyak dan membuat kotoran kita lebih besar, meningkatkan frekuensi buang air besar dan membuat proses gerakan usus yang lewat lebih mudah.


Baca juga: Makanan sehat itu mahal hanyalah mitos


Kandungan 25% sisanya dari benda padat. Kebanyakan dari benda padat tersebut terdiri materi organik (berkaitan dengan materi hidup). Sebagian kecil dari benda padat tersebut terdiri dari bahan anorganik seperti kalsium dan fosfat besi serta elemen kering dari cairan pencernaan.

Sekitar 25-54% dari bahan organik terdiri dari mikroba (mati dan hidup), seperti bakteri dan virus.

Mikroba

Bakteri pada feses telah dipelajari secara ekstensif. Diperkirakan ada hampir 100 miliar bakteri dalam setiap satu gram tinja basah.

Sebuah penelitian yang mengamati kumpulan kotoran segar dalam kondisi bebas oksigen (karena oksigen dapat merusak beberapa jenis bakteri tertentu) menemukan hampir 50% bakteri hidup dalam tinja kita.

Berbagai jenis bakteri yang ada dalam tinja dapat mempengaruhi seberapa keras atau tidaknya sampel tinja yang dihasilkan. Misalnya, bakteri prevotella, yang dapat ditemukan di mulut, vagina dan usus, lebih sering terlihat pada mereka yang memiliki tinja lunak. Faktanya, diet serat tinggi menentukan keberadaan bakteri ini.

Bakteri ruminococcaceae, yang merupakan mikroba usus umum yang memecah karbohidrat kompleks, menghasilkan tinja yang lebih keras.

Virus kurang dipelajari dibandingkan bakteri sebagai komponen mikrobiota usus atau populasi bakteri dan virus yang hidup di usus kita. Diperkirakan ada 100 juta hingga 1 miliar virus per gram dalam feses basah sebagian besar manusia.

Jumlah ini dapat berubah ketika orang memiliki penyakit infeksi usus, seperti pada infeksi norovirus, di mana ditemukan lebih dari satu triliun virus per satu gram tinja .


Baca juga: Penelitian buktikan diet kilat sangat efektif


Archaea adalah mikroba mirip bakteri yang dapat menghuni beberapa lingkungan paling ekstrem di Bumi seperti sumber air panas, lubang laut dalam atau perairan yang sangat asam. Archaea yang menghasilkan metana diketahui hidup di usus manusia dan jumlahnya sekitar 10% dari mikroba yang tidak bergantung oksigen.

Archaea penghasil metana seperti methanobrevibacter menghasilkan tinja yang keras dan menyebabkan orang susah buang air besar (konstipasi) karena metana dapat memperlambat gerakan usus. Diyakini ada sekitar 100 juta archaea pada setiap gram feses basah.

Jamur bersel satu (ragi) ada pada sekitar 70% usus orang dewasa sehat. Jamur tersebut muncul dalam setiap konsentrasi satu juta mikroorganisme per satu gram tinja basah tetapi proporsinya hanya 0,03% dari semua mikroba.

Materi organik lainnya

Beberapa bahan organik dalam tinja termasuk karbohidrat atau materi tanaman yang tidak tercerna, protein dan lemak yang tidak tercerna. Tinja tidak mengandung banyak karbohidrat karena mayoritas dari apa yang kita makan diserap. Namun, jumlah yang tidak dicerna tetap menjadi serat makanan.

Beberapa 2-25% bahan organik dalam tinja muncul karena adanya zat-zat yang mengandung nitrogen seperti protein diet yang tidak tercerna, dan protein dari bakteri dan sel-sel yang melapisi usus besar yang telah hilang.

Lemak berkontribusi 2-15% dari materi organik di dalam tinja kita. Jumlah lemak yang dibuang ke dalam tinja kita sangat tergantung pada asupan makanan. Meskipun tanpa asupan lemak, kita masih mendapatkan beberapa ekskresi lemak ke dalam tinja kita. Lemak pada tinja dapat berasal dari bakteri dalam bentuk asam lemak yang berantai pendek ketika mereka memfermentasi makanan. Lemak juga bisa berasal dari lemak yang tidak tercerna.

Partikel plastik

Sebuah studi terbaru telah menemukan bahwa partikel plastik mikroskopis dapat muncul di feses kita ketika kita minum dari botol plastik atau makan makanan yang telah dibungkus dalam plastik.

Studi kecil ini melibatkan delapan partisipan yang terpapar plastik dalam makanan dan minuman mereka. Penelitian ini menjumpai ada sekitar sembilan jenis plastik yang berbeda dalam kotoran mereka. Tetapi kita membutuhkan penelitian yang lebih besar dan penelitian analitis tambahan untuk memahami dampak klinis dari penemuan ini.

Kotoran berbeda dalam penyakit

Tidak semua tinja manusia sama. Penyakit seperti penyakit radang usus dapat menyebabkan perubahan jenis bakteri di usus kita dan menghasilkan peningkatan protein inflamasi yang dapat dideteksi dari tinja kita.

Kehadiran darah di dalam tinja bisa menandakan kanker usus, meskipun ini tidak selalu terjadi. Untungnya ada tes skrining yang baik yang dapat menunjukkan jejak darah di dalam tinja untuk kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti kolonoskopi.


Diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Gracesillya Febriyani

The Conversation

Vincent Ho, Senior Lecturer and clinical academic gastroenterologist, Western Sydney University

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

__________________________________________

Ilustrasi: Designed by Freepik