Stres Merusak Jantung, Lawan dengan Cara Ini | OTC Digest

Stres Merusak Jantung, Lawan dengan Cara Ini

Rasanya, tidak ada oeang yang tidak pernah stres. Terutama para pekerja di kota besar. Namun, stres tidak boleh dibiarkan saja; stres di tempat bekerja dapat memicu penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).

Ini hasil observasi terhadap 950 orang dalam studi cohort MONICA/SORA, yang dipublikasi di jurnal Brain, Behaviour, and Immunity dan Psychosomatic Medicine. Data dianalisis dari kuesioner tentang stres psikologis di kantor dan konsentrasi biomarker peradangan di darah. Hasilnya, para pekerja sehat yang terpapar stres menunjukkan meningkatan parameter peradangan secara signifikan. Respon peradangan secara perlahan tapi pasti akan merusak organ tubuh, tak terkecuali jantung dan pembuluh darah.

Jangan putus asa; stres di kantor memang tak bisa dihindari. Namun, risiko terhadap penyakit kardiovaskular bisa dikurangi dengan pola hidup sehat, seperti yang ditunjukan dalam studi yang dipublikasi di Canadian Medical Association Journal. Dilakukan studi cohort yang melibatkan 102.128 orang tanpa penyakit selama 15 periode tahun (1985-2000) dengan usia 17-70 tahun (52% perempuan), di Inggris, Perancis, Belgia, Swedia dan Finlandia.

Sebanyak 15.986 partisipan melaporkan stres akibat pekerjaan. Lalu, pola hidup dibagi menjadi 4 kategori: “pola hidup sehat” yang tanpa faktor risiko, “kurang sehat” dengan satu faktor risiko, dan “tidak sehat” dengan 2-4 faktor risiko. Faktor risiko meliputi rokok, konsumsi alcohol, kurang aktivitas fisik, dan obesitas.

Orang dengan gaya hidup tidak sehat memiliki rerata insiden penyakit jantung koroner (PJK) lebih tinggi selama 10 tahun (30,6/1000), dibandingkan mereka yang sehat (12/1000). Bisa disimpulkan, pola hidup sehat bisa memangkas lebih dari setengah risiko penyakit.

Pola hidup sehat bisa dimulai dari hal sederhana. misalnya hanya minum air putih saat makan, dan memangkas gula saat minum teh/kopi. Sempatkan diri berjalan kaki 15 menit di pagi hari dan 15 menit pada sore/malam hari, lalu tingkatkan secara bertahap hingga akhirnya bisa berlatih fisik “betulan”. Tidak perlu sampai terlalu ketat menjalankan pola hidup sehat. Kuncinya, yang penting asupan nutrisi, latihan fisik dan istirahat seimbang. (nid)