Periksa Ginjal Sebelum Terlambat | OTC Digest
pemeriksaan_fungsi_ginjal

Periksa Ginjal Sebelum Terlambat

Pinggang sering terasa nyeri atau kaki tiba-tiba bengkak, bisa merupakan tanda bahwa ada ganguan di ginjal. Meski seringnya, penyakit ginjal tidak menimbulkan gejala apapun; umumnya gejala baru timbul bila gangguan sudah terbilang berat.

Orang usia 40 tahun ke atas disarankan untuk memeriksakan fungsi ginjal secara rutin setahun sekali. Juga mereka yang berusia <40 tahun tapi memiliki faktor risiko; misalnya menyandang diabetes, hipertensi, dan memiliki riwayat penyakit ginjal di keluarga. Minimal, skrining dengan periksa urin. Agar gangguan ginjal bisa ditemukan awal dan segera diatasi, sebelum berkembang menjadi tahap akhir. Ginjal yang sudah rusak tidak bisa diperbaiki; fugnsi ginjal harus digantikan dengan mesin (hemodialisis) atau cangkok ginjal.

Untuk pemeriksaan fungsi ginjal lengkap, dilakukan pemeriksaan lab dengan pengambilan sampel darah, urin, rontgent ginjal dan konsultasi dengan ahli ginjal (urolog) sambil dilakukan USG. Perlu puasa setidaknya sejak jam 22.00 dan hanya diperbolehkan minum air putih. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kadar gula darah puasa. Jika mengonsumsi obat-obatan, sebaiknya dihentikan dahulu setidaknya sehari sebelum hari H.

(Baca juga: Bukan Hanya Calon Kepala Daerah, Kita pun Perlu Periksa Kesehatan)

Darah diambil sebanyak satu shot (4 cc); digunakan untuk pemeriksaan darah standar, mengetahui fungsi ginjal (asam urat, ureum dan kreatinin), serta mengukur kadar gula darah. Darah diambil dari vena (pembuluh darah balik) pada lipatan siku menggunakan venipuncture, yaitu alat untuk mengambil darah yang mirip suntikan. Prosedur ini sedikit menyakitkan dan dilakukan 2x: saat puasa dan 2 jam setelah makan, untuk mengukur kadar gula darah tidak puasa.

Selanjutnya, dilakukan pengambilan urin untuk pemeriksaan urin lengkap: pH, BJ, protein (albumin), glukosa, warna, kristal, urobilin, urobilinogen, sedimen dan glukosa. Juga dilakukan pemeriksaan laju filtrasi glomerulus (LFG), dengan pemeriksaan cyctatin C dari sampel darah. LFG menunjukkan berapa banyak darah yang bisa disaring oleh glomerulus, filter di dalam ginjal. Naiknya kadar cyctatin menunjukkan penurunan LFG dan fungsi penyaringan ginjal.

Setelah itu, dilakukan rontgent untuk menilai fungsi ginjal dengan memberikan media kontras secara infus (BNO-IVP). Terakhir, konsultasi dengan urolog sambil dilakukan pemeriksaan USG, pada bagian perut. Untuk menjalani USG, peserta dianjurkan banyak minum air putih dan menahan buang air kecil sementara. Seluruh proses pemeriksaan ini memakan waktu sekitar 1-2 jam, di luar pengambilan darah kedua.

LGF <60 ml/menit dan berlangsung >6 bulan bisa menunjukkan penyakit ginjal kronik. Adapun albumin merupakan penanda kerusakan ginjal. Protein harusnya tidak terbuang melalui urin. Maka bila protein ‘bocor’ke urin, yakni terdapat >30 mg albumin/1 gr kreatinin yang menetap >3 bulan dengan atau tanpa penurunan LFG, itu  adalah tanda telah terjadi kerusakan pada ginjal.

Sebaiknya sudah tiba di tempat pemeriksaan pagi hari, karena diperlukan urin pagi. Untuk hasil pemeriksaan lab, biasanya bisa didapatkan dalam 2-3 hari. Setelah hasil lab keluar, berkonsultasilah dengan urolog mengenai hasilnya. (nid)