Orangtua Ingin Berat Badan Anaknya Turun, Lupa bahwa Anak masih Dalam Masa Pertumbuhan | OTC Digest

Orangtua Ingin Berat Badan Anaknya Turun, Lupa bahwa Anak masih Dalam Masa Pertumbuhan

Pengurangan porsi membuat program penurunan berat badan lebih efektif. Buku  'The Gastric Mind Band' memaparkan hal sederhana: mengurangi porsi makan bisa memberi perbedaan besar terhadap ukuran lingkar pinggang. Mengurangi 2 sendok gula saat minuman teh atau kopi/hari, berarti mengurangi 37.000 kalori/tahun; membantu penurunan berat badan hingga 4,9 kilogram.

Takaran bumbu maupun olesan, bisa membuat perbedaan yang signifikan. Oleskan butter pada roti panggang. Ingat, 1 sendok teh butter mengandung 37 kalori, 1 sendok makan butter kalorinya 111. Sesekali makan es krim oke, cukup satu scoop sekali makan (150 kalori).Kacang, minuman cocktail atau mocktail tidak dilarang; cukup 1 genggam kacang dan segelas kecil.

Pada anak, diet lebih kompleks karena masih dalam masa pertumbuhan. Diet anak mesti hati-hati agar tidak mengganggu tumbuh kembang.  Dr. Grace Judio, MSc, MH, CHt., pemilik klinik penurunan berat badan lightHOUSE di Jakarta menjelaskan, banyak orangtua salah menentukan target dalam  penurunan berat badan anak.

“Orangtua kerap menganggap anaknya terlalu gemuk, ingin anaknya langsing dengan cepat. Mereka lupa, tinggi dan berat anak akan meningkat sesuai pertambahan umur,” paparnya.

Disarankan mengukur tinggi dan berat anak seminggu sekali. Bila berat bertambah, usahakan sesuai pertumbuhan tingginya. Caranya dengan mempertahankan asupan jumlah makanan,  sehingga berat tidak berubah dalam 2-3 tahun ke depan, sementara tingginya bertambah. Otomatis anak tidak gemuk.

Tak kalah pentingnya, kenalkan kembali sensasi rasa lapar dan kenyang. Saat bayi, secara naluriah bayi menangis jika lapar, berhenti minum ASI saat kenyang. Naluri ini dikacaukan orangtua dan kondisi lingkungan.

Bila nonton TV ngemil, selama TV menyala seolah penanda untuk ngemil. Bila tiap kali anak belajar hingga malam orangtua menyediakan camilan, anak menyimpulkan saat merasa cemas atau tegang harus camilan. Bila terbawa sampai dewasa, anak bisa menjadi seorang emotional eater.

“Biasakan anak makan saat lapar. Terjadi pada jam sarapan, jam makan siang dan jam makan malam. Ajak anak duduk di meja makan menyantap makanan. Matikan TV agar perhatian anak tidak teralihkan,” pungkas dr. Grace. (jie)


Ilustrasi: Gerd Altmann from Pixabay