Memilih Obat Penurun Panas | OTC Digest

Memilih Obat Penurun Panas

Demam sebaiknya jangan dibiarkan berlama-lama. Demam harus diturunkan, agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan, dengan mengonsumsi obat penurun panas (antipiretik) misalnya parasetamol dan ibuprofen.

Parasetamol bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin (zat yang perantara utama dalam proses kontraksi dan relaksasi otot polos tubuh manusia), sehingga terjadi penurunan suhu tubuh. Perlu diketahui, sediaan ini bekerja baik saat suhu tubuh tidak lebih dari 38,5°C. Jika lebih dari ini, pusat pengatur suhu sudah terganggu sehingga obat menjadi kurang efektif.

Bagaimana jika suhu tubuh > 38,5°C? Selain diberi obat penurun panas, pasien perlu dikompres; biasanya di kening, ketiak dan sela paha. Prinsipnya membantu mengurangi suhu tubuh. Pasien juga perlu banyak minum air putih, agar tidak terjadi dehidrasi.

Selain parasetamol, obat penurun panas lain adalah ibuprofen yang juga punya efek anti radang (bukan antibiotik). Ibuprofen dianggap lebih efektif menurunkan demam. Seperti aspirin, ibuprofen membantu melawan peradangan pada sumber demam.

Namun, penggunaan ibuprofen harus hati-hati. Pada anak usia <6 tahun, ibuprofen tidak boleh diberikan. Juga pada anak yang menderita demam berdarah dengue (DBD). Sebab, ibuprofen dapat menyebabkan perdarahan lambung dan mengganggu proses pembekuan darah.

Baca juga : Kapan Demam Menjadi Bahaya

Prinsipnya, ibuprofen bisa digunakan sebagai pengganti parasetamol. Tapi, sebaiknya ikuti dengan seksama instruksi yang tertera pada label kemasan.  Ibuprofen umumnya digunakan untuk demam yang “membandel” atau suhu tinggi (40oC) disertai dengan peradangan. 

Pemberian obat ini dapat dilakukan 3 – 4 kali dalam 24 jam, dan obat ini tidak cocok untuk anak yang mengidap asma. Dan jika pasien memiliki lambung yang sensitif, sebaiknya jangan mengkonsumsi obat ini. 

Demam, apalagi sampai di atas 40°C, harus ditangani segera karena dapat memengaruhi kesehatan tubuh, yakni:

  • Dehidrasi, karena saat demam terjadi peningkatan penguapan cairan tubuh.
  • Timbul gangguan lain: sakit kepala, nafsu makan turun, lemas dan nyeri otot.
  • Pada anak dengan penyakit paru-paru atau jantung, dapat mengalami kekurangan oksigen sehingga kondisinya makin parah.

Jika gejala penyakit tidak berkurang setelah 72 jam, segera hubungi dokter.  

Tips obat penurun panas

  • Bila memberikan parasetamol, perhatikan dosisnya. Umumnya, dosis parasetamol 10-15 mg/kilogram berat badan anak. Misalnya, anak dengan berat 8 kg perlu parasetamol 80-120 mg, dan dapat diberikan selang 4 jam. Umumnya di kemasan obat, tertera dosis yang dianjurkan.
  • Dosis obat ibuprofen adalah 5-10 mg/kilogram berat badan anak. Dibandingkan parasetamol, ibuprofen lebih “tahan lama” dalam menurunkan panas, sehingga dapat diberikan selang 6 jam.
  • Bila balita sulit minum obat atau muntah setiap diberi obat, berikan lewat anus dalam bentuk kapsul (supositoria). Tenang saja, balita tidak akan merasa sakit karena begitu masuk anus, obat langsung diserap usus. (vit)