Manfaat terapi musik bagi lansia | OTC Digest

Manfaat terapi musik bagi lansia

Tidak ada kata terlambat belajar memainkan alat musik Ingin berlajar musik. Bagi mereka yang sudah berumur pun belaja bermusik memiliki selain sebagai cara melepaskan stres, juga bisa meremajakan fungsi saraf.

Secara alamiah, penuaan menurunkan kemampuan sistem saraf untuk mengenali bunyi dengan tepat. Peneliti di Auditory Neuroscience Laboratory, Nortwestern University, Amerika Serikat, mengukur respon otak terhadap bunyi percakapan, pada musisi dan non-musisi (tua dan muda).

Hasilnya, musisi tua tidak hanya mengungguli non-musisi tua; mereka mengenali stimulasi bunyi secepat dan seakurat non-musisi muda. Sebaliknya, non-musisi usia tua lebih lambat merespon dibandingkan non-musisi usia muda.

Studi ini melibatkan 87 orang; 50 orang kelompok muda (usia 18-32 tahun) dan 37 orang kelompok tua (usia 46-65 tahun), dengan pendengaran normal. Sebanyak 46 musisi yang terlibat dalam studi ini (kelompok muda dan tua) berlatih musik sebelum berusia 9 tahun dan secara konsisten terlibat dalam aktivitas musik (berlatih, tampil, atau mengajar) sedikitnya 3x seminggu selama hidup mereka.

Kelompok non musisi (41 orang), 27 di antaranya tidak pernah belajar musik, sisanya memiliki pengalaman bermusik kurang dari 3 tahun.

“Ini menunjukkan, pengalaman aktif dengan bunyi selama hidup memiliki efek besar pada fungsi sistem saraf. Pengalaman bermusik mengurangi penurunan fungsi saraf akibat usia,” tutur Nina Kraus, neuroscientist dari Northwestern University.

Penelitian sebelumnya menunjukkan, berlatih musik bisa mengimbangi berkurangnya memori dan kesulitan menangkap pembicaraan di tempat ramai— dua keluhan yang sering dirasakan kaum tua.

Bermusik menguatkan aspek pemrosesan suara yang penting untuk fungsi auditori. Sebagai contoh normalnya lansia memiliki respon komunikasi yang lebih lambat dibanding orang muda. Namun, studi yang dimuat dalam jurnal Neurobiology of Aging (2012) membuktika bawa otak musisi tua mampu mengikuti suara/percakapan secepat otak mereka yang masih muda (non musisi).

Orang tua yang belajar musik juga diketahui memiliki respon saraf yang lebih konsisten, luas dan akurat pada percakapan dibanding orang tua non musisi dengan fungsi pendengaran normal. (nid-jie)