Manfaat Positif Mimpi Buruk | OTC Digest

Manfaat Positif Mimpi Buruk

Berada di ruangan yang tidak kita kenal dan tidak bisa keluar, atau terjebak di kolam penuh ikan sementara kita tidak bisa berenang. Itu bisa jadi mimpi buruk yang membuat kita tidak lagi bisa melanjutkan tidur.

Selama ini mimpi buruk selalu dikorelasikan sebagai salah satu penyebab gangguan tidur. Kualitas tidur yang buruk dapat mengganggu kesehatan. Banyak penyakit bisa ditimbulkan olehnya, seperti hipertensi, penyakit jantung, depresi dan lainnya.

Tapi mimpi buruk ternyata tidak selamanya buruk. Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Dante Picchioni dari Department of Psychology, San Jose State University, Amerika Serikat, berhasil melihat bahwa mimpi buruk bisa menjadi mekanisme koping dalam kondisi stres.

Penyebab pasti timbulnya mimpi buruk sampai saat ini belumlah jelas. Namun begitu Dante Pecchioni dan tim bermaksud untuk meneliti hubungan antara mimpi buruk dan stres. Mereka meneliti 412 mahasiswa psikologi yang kemudian dibagi menjadi frekuensi mengalami mimpi buruk rendah, medium dan tinggi.

Mereka kemudian membadingkan dengan stres sehari-hari, tekanan hidup, dukungan sosial dan mekanisme koping yang dilakukan. Riset ini menunjukkan hubungan positif antara mimpi buruk dan mekanisme koping stres sebagai hasil yang paling menonjol.

Baca juga : Tidur Sampai Siang Kurangi Risiko Kematian Dini

Analisa secara umum memang mencerminkan hubungan signifikan antara mimpi buruk dan stres. Namun, ternyata mimpi buruk secara positif terkait dengan mekanisme koping dapat membantu meringankan stres.

Michael Nadorff, profesor psikologi dari Mississipi State University, Amerika, menjelaskan mimpi buruk bisa menjadi semacam terapi eksposur pada kasus fobia. Terapi eksposur, misalnya fobia anjing, adalah dengan menghabiskan waktu di ruangan antara si penderita, terapis dan anjing, dalam situasi aman.

“Hal yang sama berlaku pada mimpi buruk – terutama setelah mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan – akan memungkinkan otak orang tersebut untuk mengenang kejadian itu kembali dan mengatasi perasaan tersebut,” papar Prof. Nadorff. (jie)