Kenali Tanda-Tanda Depresi | OTC Digest

Kenali Tanda-Tanda Depresi

Kembali kita dikejutkan dengan berita seorang ibu di Jombang, Jawa Timur, yang nekat mengajak ketiga anaknya bunuh diri; ketiga anaknya meninggal sementara ia ditemukan dalam kondisi kritis. Ini adalah percobaan bunuh dirinya yang kedua. Diduga ia mengalami depresi.

Berkaca dari kasus tersebut, penting bagi keluarga, orang-orang terdekat, atau individu yang sedang dalam masalah berat untuk  mengenali tanda-tanda depresi.

Perasaan sedih merupakan bagian dari kehidupan normal, namun jika perasaan tersebut selalu ada dan tak kunjung hilang, ini disebut depresi. Orang dengan depresi berat mempunyai ketertarikan yang rendah, bahkan tidak tertarik dalam bekerja ataupun menyalurkan hobinya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 20% wanita dan 12% pria, pada suatu waktu dalam hidupnya pernah mengalami depresi. Penderita sakit berat atau kronis juga berpotensi menderita depresi. Dilaporkan sekitar 44% penderita stroke di rumah sakit dan sekitar 20-25% penderita gangguan jantung  mengalami depresi. Ibu yang melahirkan pun rentan dengan depresi.

Baca juga : Mengatasi Depresi Pada Wanita

                  Bernyanyi Percepat Penyembuhan Depresi Pascamelahirkan

Gejala depresi

  • Tidak cukup tidur atau tidur berlebihan.
  • Sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan.
  • Merasa diri tidak berharga atau putus asa.
  • Tidak dapat mengontrol pikiran negatif.
  • Kehilangan nafsu makan atau tidak dapat menghentikan makan.
  • Selalu gelisah atau menjadi marah akibat hal-hal kecil.
  • Mempunyai pikiran bahwa hidup bukan hal berharga, dan mempunyai rencana bagaimana mengakhiri hidup ini.

Apa penyebab depresi

Depresi merupakan suatu kondisi yang kompleks, dan hal tersebut tidak hanya disebabkan oleh ketidakseimbangan kimiawi, sehingga terapi depresipun menjadi tidak mudah.

Depresi secara umum disebabkan oleh faktor biologis, psikologis dan sosial. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadi depresi :

  • Faktor genetik.
  • Trauma pada masa anak-anak.
  • Kesendirian atau tidak adanya dukungan sosial. Tekanan kehidupan pada saat ini dan pengalaman hidup yang traumatis.
  • Konsumsi alkohol dan obat-obatan.
  • Masalah keuangan dan pekerjaan.
  • Masalah kesehatan dan nyeri kronik.

Waspadai jika anggota keluarga, teman atau orang yang kita kenal berperilaku seperti :

  • Agresif dan gelisah.
  • Menyimpan obat.
  • Menunjukkan rasa bermusuhan. Secara verbal dengan mengancam ingin bunuh diri, atau mengatakan ingin mati. Dan ada senjata di dalam rumah.
  • Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.

Mengatasi depresi

  • Katakan dan carilah dukungan.
  • Buatlah perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Carilah lebih banyak teman. Lakukan aktivitas fisik, tidur cukup, makan sehat, serta mengatur stres dengan cara relaksasi.
  • Carilah bantuan profesional (psikolog / psikiater).
  • Terapi obat-obatan. Gunakan antidepresi secara teratur sesuai petunjuk dokter, karena ada efek samping yang mungkin timbul.
  • Mungkin dibutuhkan waktu beberapa lama sampai Anda merasakan perbaikan.
  • Jangan merasa malu mengakui bahwa Anda menderita depresi dan jangan putus asa untuk mencari pertolongan, karena penyakit ini dapat diobati. (jie)