Hypnic Jerk, Sensasi Jatuh saat Tidur | OTC Digest
hypnic_jerk

Hypnic Jerk, Sensasi Jatuh saat Tidur

Pernah merasa terpeleset/jatuh saat baru tidur, atau terjatuh seperti tersengat listrik, yang membuat Anda langsung terbangun? Rasanya cukup mengerikan ya. Sebagian orang mungkin menganggapnya biasa, dan bisa kembali melanjutkan tidur. Namun beberapa orang terbangung dengan detak jantung sangat kencang dan ketakutan.

Ada yang mengaitkan ini dengan hal-hal mistis, misalnya jiwa yang meninggalkan tubuh saat tidur, seperti di film Insidious. Tenang, ini tidak berkaitan dengan horor.

Saat tidur, kita mengalami empat siklus: non-REM (rapid eye movement) 1, 2, 3 dan REM. Nah, sensasi seperti terjatuh yang dalam bahasa Inggris biasa disebut hypnic jerk, merupakan tahap awal tidur atau siklus non-REM 1.

Ini adalah tahap transisi antara keadaan bangun dan tidur. Pada tahap ini napas mulai teratur dan detak jantung melambat. Dilansir dari laman www.howsleepworks.com,  gelombang otak yang relatif tidak sinkron antara beta dan gamma saat kita bangun, mulai bertransisi ke gelombang alfa yang lebih sinkron dan lambat, hingga akhirnya masuk ke gelombang theta.

Pada masa transisi inilah otot yang mulai rileks bisa tiba-tiba berkontraksi, seperti menyentak atau kejang. Muncullah sensasi seperti jatuh. Penyebabnya belum diketahui, tapi ditengarai berkaitan dengan dua fungsi penting yang saling terkait, seperti dijabarkan dalam theconversation.com.

Pertama, sensasi terjatuh memungkinkan kita memastikan bahwa lingkungan sekitar sudah aman, sebelum kita benar-benar tertidur. Fungsi lainnya, hal ini memberikan kita kesempatan untuk memeriksa kestabilan posisi tubuh. Paling tidak ini yang terjadi pada nenek moyang kita, ketika mereka tidur di pohon. Bisa dibilang, hentakan ini seperti cara tubuh untuk menguji “pijakan” sebelum alam bawah sadar kita mengambil alih.

Teori lain menyebutkan bahwa hypnic jerk tidak lain gejala yang timbul saat transisi dari bangun-tidur. Sistem fisiologis akhirnya menyerah pada dorongan tidur; dari kondisi motorik yang aktif ke keadaan rileks, hingga akhirnya seluruh tubuh “lumpuh” (paralisis). Hypnic jerk mungkin merupakan tanda peralihan terakhir pada otak; dari kondisi sadar menjadi tidak sadar.

Bila terlalu sering mengalami hal ini, coba telaah aktivitas yang Anda lakukan sebelum tidur. Pada intinya, hypnic jerk berhubungna dengan aktivitas motorik. Maka, kegiatan appaun yang membuat sistem motorik kita aktif di malam hari, bisa meningkatkan kemungkinan hypnic jerk muncul. Misalnya kafein atau zat stimultan lainnya, latihan fisik yang ‘heboh’ di sore/malam hari, serta stres dan kecemasan. Kelelahan, kurang tidur atau jadwal tidur yang tidak teratur juga sering dikaitkan dengan munculnya hypnic jerk.

Maka, sebisa mungkin hindarilah hal-hal tersebut. Kondisikan tubuh dan pikiran untuk tidur, dengan melakukan hal-hal yang membuat rileks. Misalnya membaca buku yang menyenangkan, mendengarkan musik yang tenang, atau sekadar menyalakan aromaterapi. (muthik - nid)