Bumbu dan Rempah adalah Aroma Terapi, Meningkatkan Cita Rasa Tanpa Menambah Kalori | OTC Digest

Bumbu dan Rempah adalah Aromaterapi, Meningkatkan Cita Rasa Tanpa Menambah Kalori

Bumbu dan rempah-rempah membuat masakan terasa sedap dan mak nyus. Adalah bumbu dari aneka rempah, dengan takaran dan tehnik memasak tingkat tinggi yang membuat suatu menu terasa “berkelas”, seperti menu andalan di hotel bintang 5+++. Ayam goreng dari Negeri Paman Sam yang terkenal, dikabarnya menggunakan sampai 30 lebih jenis rempah-rempah yang diracik dan diramu sedemikian rupa.

Sebut saja bawang, biji pala, lada, kayu manis, kunyit, daun salam. Bumbu dan rempah-rempah ini mudah dijumpai di dapur orang Indonesia. Dulu, karena rempah-rempahlah orang  Barat menjelajah dunia, sampai negeri kita pun dijajah Belanda selama sekian abad lamanya.

Rempah bukan sekedar bumbu dapur yang membuat masakan menjadi enak. Rempah-rempah memiliki manfaat bagi kesehatan. “Saat menyiapkan bumbu untuk memasak, kita bersentuhan dan menghirup harum rempah. Rempah-rempah itu sebenarnya adalah aromaterapi,” ujar dr. Amelia, dokter yang mendalami masalah kesehatan secara holistik.

Berbagai penelitian menunjukkan, bumbu dan rempah bermanfaat bagi kesehatan saat kita mengonsumsinya.“Rempah-rempah memiliki daya antiiflamasi yang sangat kuat,” terang dr. Amelia. Rempah kaya akan polifenol, senyawa pada tanaman yang bekerja sebagai antioksidan. Polifenol pada beberapa rempah dapat menurunkan peradangan (inflamasi). Inflamasi adalah salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung/pembuluh darah dan kanker.

Misalnya, antioksidan pada kayu manis terbukti dapat menurunkan kadar gula darah pada penyandang diabetes melitus. Kandungan zat-zat pada rimpang kunyit, dapat menurunkan inflamasi dan meredakan gejala osteoarthritis dan rematik. Menariknya lagi, bumbu dan rempah dapat  meningkatkan cita rasa makanan tanpa menambah kalori. Sebaliknya, malah dapat menurunkan penggunaan gula, garam, minyak goreng dan lemak tanpa “mengorbankan” cita rasa makanan.

Proses memasak pastinya dapat memberi manfaat sendiri. “Memasak seperti ritual, yang memberi efek relaksasi,” imbuh dr. Amelia. Tidak semua orang punya waktu dan pandai memasak. Paling tidak, luangkan sedikit waktu di akhir pekan untuk bersibuk-sibuk dan bersuka ria di dapur. Libatkan anggota keluarga untuk memasak bersama, membantu sebisanya apa yang dapat dilakukan sehingga hubungan semakin erat dan tubuh semakin sehat. (nid)


Ilustrasi: Nat Aggiato dari Pixabay