Benarkah Raw Food Diet Bermanfaat? | OTC Digest

Benarkah Raw Food Diet Bermanfaat?

Dari sekian banyak jenis diet yang sedang digandrungi, raw food diet atau diet makanan mentah adalah salah satunya. Metode diet ini dianggap yang paling natural. Namun benarkah metode ini bermanfaat bagi tubuh?

Riset dalam The British Journal of Nutrition tahun lalu menemukan pada 198 subyek yang melakukan raw food diet secara ketat memiliki level vitamin A normal, beta karoten (antioksidan) sedikit lebih tinggi, namun kadar likopen yang rendah.

Jenis diet ini beranggapan bahwa proses pemanasan (memasak) makanan akan merusak kandungan nutrisi dalam makanan. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah, panas terbukti menurunkan kadar vitamin C dalam makanan.

Studi oleh Rui Hai Liu, associate professor ilmu pangan di Cornell University, New York, menunjukan terjadi penurunan sampai 10% kandungan vitamin C pada tomat yang dimasak selama 2 menit dengan suhu 88 °C, dan 29% dalam pemanasan selama setengah jam.

Namun Prof. Liu juga mengatakan ini bukan masalah besar, pasalnya vitamin C mudah didapatkan dalam beragam menu makanan. Dalam penelitiannya yang dipublikasikan dalam Journal of Agriculture and Food Chemistry (2002) dikatakan proses memasak justru meningkatkan kadar likopen dalam tomat.

Jumlah cis-likopen meningkat hingga 35% setelah 30 menit pemasakan dalam suhu 88 °C. Pemanasan membantu menghancurkan dinding sel tanaman, membuat nutrisi di dalamnya dapat diserap tubuh. Likopen adalah pigmen merah pada tomat dan tanaman lain. Ia adalah antioksidan kuat yang terbukti dapat menurunkan risiko serangan jantung dan kanker.

Dilansir dari laman Scientific American, wortel, bayam, jamur, asparagus, kol dan sayuran lain yang dimasak menghasilkan lebih banyak antioksidan, seperti karotenoid dan asam ferulik, dibandingkan jika dimakan mentah.  Beberapa penelitian lain juga menunjukkan jika memasak wortel akan meningkatkan kandungan beta karoten yang dibutuhkan tubuh untuk memroduksi vitamin A.

Indole, suatu senyawa organik terbentuk pada tanaman jenis cruciferous, seperti brokoli, bunga kol dan kubis jika dimasak. Menurut the Journal of Nutrition 2011, indole membantu membunuh sel pra-kanker sebelum mereka bermutasi menjadi ganas.

Memasak tampaknya juga meningkatkan jumlah protein yang bisa diserap tubuh dalam telur, sampai 40%. Jadi jangan lagi ragu memasak makanan Anda. (jie)