Apa Itu Teh Matcha? | OTC Digest

Apa Itu Teh Matcha?

Manfaat teh hijau untuk kesehatan semua orang sudah tahu. Tapi bagaimana dengan minuman kekinian: teh matcha?

Matcha adalah salah satu jenis teh hijau. Bersumber dari daun daun teh muda yang tidak terkena sinar matahari langsung, kemudian digiling menjadi bubuk. Bubuk teh inilah yang diseduh dengan air panas, kemudian diminum.

Berbeda dengan teh hijau biasa, di mana kita meminum air seduhan daun teh utuh; daun tehnya dibuang. Louse Cheadle, penulis The Book of Matcha mengatakan, “Minum seduhan daun teh seperti minum rebusan air bayam, membuang bayamnya kemudian diminum airnya. Anda tetap mendapatkan nutrisi darinya, tapi membuang bagian terbaiknya. Sementara minum teh matcha, Anda mendapatkan seluruh bagian daun tehnya.”

Karena daun teh yang dipilih tidak terkena sinar matahari langsung, hal ini membuat kadar klorofil (zat hijau daun) tetap tinggi. Selanjutnya digiling secara manual di dalam ruangan (tidak terkena sinar matahari langsung) sehingga nutrisi di dalamnya tetap terjaga.

Manfaat kesehatan

Matcha, seperti halnya teh hijau, tinggi antioksidan yang disebut katekin; khususnya EGCG (epigallocatechin gallate) yang diketahui memiliki efek antikanker kuat.

Banyak penelitian berbasis populasi yang menghubungkan teh hijau dengan pencegahan penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan berperan dalam penurunan berat badan. Pada riset tahun 2014 lalu dengan responden sebanyak 25 orang, mencoba mengetahui hubungan konsumsi teh hijau dengan tekanan darah. Diketahui rutin minum teh hijau selama 12 minggu menurunkan tekanan darah dengan signifikan.

Riset lain tahun 2011 melaporkan bahwa teh hijau juga berperan menurunkan kolesterol jahat (LDL kolesterol).

Membandingkan matcha dengan teh hijau

Melansir dari time.com, baik matcha atau teh hijau biasa mengandung kafein; namun lebih rendah dibanding teh hitam. Kandungan kafein pada matcha lebih tinggi dibanding teh hijau.

Selain itu juga mengandung lebih banyak EGCG. ConsumerLab.com, sebuah kelompok peneliti indipenden yang menguji berbagai produk matcha tahun 2015 menemukan bahwa matcha mengandung 17 – 109 mg EGCG per sajian. Sebagai perbandingan, teh hijau per takaran memiliki variasi EGCG sebanyak 25-86 mg.   

“Teh matcha berkualitas baik berwarna hijau cerah dan halus. Ini akan mempengaruhi rasa. Matcha kualitas baik sama sekali tidak terasa pahit, tapi ada sedikit rasa manis,” tambah Louse Cheadle.

Adakah efek samping?

Minum teh hijau atau matcha secara umum dianggap sehat dan aman, namun untuk mereka yang sensitif pada kefein sebaiknya berhati-hati. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2016 lalu telah mewanti-wanti adanya hubungan antara minuman panas, seperti kopi dan teh, dengan peningkatan risiko kanker esofagus. Namun, risiko tersebut jauh lebih rendah dibanding faktor risko lain, seperti merokok. (jie)