5 Cara agar Tidak Tambah Lebar Sehabis Lebaran | OTC Digest
berkebun_bugar_sehabis_lebaran

5 Cara agar Tidak Tambah Lebar Sehabis Lebaran

Lapisan lemak yang sudah berhasil dikikis selama sebulan berpuasa, balik lagi dalam sekejap mata selama libur Lebaran. Penyebabnya, apa lag kalau bukan hidangan lezat bersantan dan tinggi lemak khas lebaran seperti rendang dan opor, serta minuman manis yang menyertai. Belum lagi “mager” atau bermalas-malasan selama libur.

Hari ini, mayoritas kantor sudah kembali bekerja. Nah, agar badan tidak tambah lebar usai libur Lebaran, yuk lakukan lima cara sederhana ini.

 

Menjadi kelinci. Selama perayaan Idul Fitri, perut penuh sesak dengan hidangan khas Lebaran, yang umumnya minim serat. Tak heran bila banyak yang akhirnya mengalami sembelit atau susah BAB (buang air besar). Itu keluhan yang langsung terasa. Yang tidak langsung terasa, lebih gawat lagi: kolesterol dan kadar gula darah terancam naik. Maka, ini saatnya kita menjadi kelinci: perbanyaklah asupan buah dan sayur, sebagai sumber serat. BAB lancar, perut terasa ‘plong’, kadar kolesterol dan gula darah pun menurun. Kandungan vitamin, mineral, dan pigmen tanaman yang terkandung dalam sayu dan buah juga membantu penyerapan nutrisi, dan berfungsi sebagai antioksidan. Tubuh pun makin sehat, dan kulit tambah kinclong.

Gado-gado, pecel, karedok, lalapan, tak kalah enak dari sayur ketupat dan kawan-kawan. Bisa pula dibuat smoothies dengan tambahan yogurt. Pagi hari, buat saja overnight oat yang praktis dan padat nutrisi. Lebih bagus lagi, tambahkan kacang-kacangan atu biji-bijian seperti miju-miju (lentil) atau wijen saat kita memasak nasi. Ini akan meningkatkan kandungan serat nasi putih, sehingga karbohidratnya diserap secara perlahan.

 

Jangan kalah sama ayam jantan. Usai sudah masa bermalas-malasan dan bangun siang selama libur. Jangan mau kalah sama ayam jantan; yuk bangun lebih pagi. Penelitian oleh Kathryn Reid, dkk (PLOS ONE, 2014) menemukan bahwa terpapar cahaya lebih dini di pagi hari, berhubungan dengan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah. Paparan matahari pagi selama 20-30 menit sudah cukup untuk memengaruhi IMT kita.

Dengan bangun lebih pagi, kita punya lebih banyak waktu untuk mengerjakan urusan rumah tangga, dan berangkat ke kntor lebih pagi. Dengan demikian, kita bisa berjalan kaki atau bersepeda ke terminal/stasiun, alih-alih menggunakan kendaraan pribadi atau mengandalkan ojek daring untuk ke kantor.

Sebagai tambahan, ada waktu untuk menyiapkan bekal makan siang. Jadi, tak perlu makan siang di luar. Selain lebih sehat, pastinya juga lebih hemat.

 

Mulai atau kembali rutin berolahraga. Selama puasa dan/atau Lebaran, jadwal olahraga mungkin terganggu. Yuk, kembali rutin berolahraga. Ada baiknya intensitas atau durasi sedikit dikurnagi dari yang biasa kita lakukan, karena kebugaran tubuh sudah agak menurun. Ukurlah kemapuan diri, dan naikkan secara perlahan hingga ke level yang biasa dilakukan jika sudah merasa mampu.

Bagi yang sebelumnya jarang berlatih fisik, maka ini saat yang tepat untuk memulainya. Awali dengan intensitas ringan dan durasi pendek, misalnya 10 menit berjalan kaki. Tingkatkan secara bertahap. Jangan buru-buru,ikmatilah setiap prosesnya. Yang paling penting adalah kontinuitas; jadikan latihan fisik sebagai kebiasaan sehari-hari. Sesuai anjuran yakni 150 menit/minggu, dibagi dalam 5 hari (30 menit/hari).

 

Beberes dan menata ulang perabotan. Jangan lagi misuh-misuh karena si Mbak masih di kampung. Justru, ini kesempatan untuk membakar sekian kalori dengan beberes rumah. Di akhir pecan, cobalah menata ulang perabotan, atau tambahkan sedikit aksen agar interior rumah makin menarik.

Cucian dan setrikaan menumpuk? Jangan keburu panik. Sekalian saja sortir baju-baju lama untuk dijual di garage sale atau disumbangkan. Libatkan pula seluruh anggota keluarga dalam kegiatan beberes rumah. Ini bisa jadi cara yang fun untuk mempererat komunikasi, bila dilakukan dengan riang gembira.

 

Menanam sayuran sendiri. Ada sepetak tanah di rumah? Yuk, olah dengan menanam sayuran sendiri. Kangkung, bayam, selada, dan kemangi sangat mudah ditanam, bahkan di dataran rendah. Jangan khawatir bila tak punya halaman. Sayuran tersebut masih bisa ditanam di pot-pot gantung. Menyiangi rumput dan menyiram tanaman, cukup banyak membuang kalori. Sayuran hasil kebun, bisa diolah jadi makanan segar yang sehat. Sambil menyelam minum air!

Pupuk kompos bahkan bisa dibuat sendiri. Pisahkanlah sampah dapur seperti sisa sayuran, kulit buah, kulit telur, hingga sisa makanan. Agar lebih mudah terurai, cacah kecil-kecil, dan buat kompos dengan sistem keranjang Takakura. Kita pun ikut berperan dalam mengurangi sampah. Asik kan? (nid)

__________________________________

Ilustrasi: jf-gabnor / Pixabay.com