Posbindu Institusi untuk Perluas Jangkauan Skrining Diabetes Melitus

Posbindu Institusi untuk Perluas Jangkauan Skrining Diabetes Melitus

Usia harapan hidup orang Indonesia makin membaik, kini rata-rata 71,2 tahun. Namun, bukan semata umur yang penting; usia produktif dan kualitas hidup pun harus dilihat. “Usia produktif masyarakat Indonesia berkurang delapan sampai sembilan tahun akibat penyakit. Salah satu yang berkontribusi mengurangi usia produktif adalah diabetes. Ini akan mengancam masa depan bila dibiarkan,” ungkap Rektor Universitas Yarsi Prof. Dr. Fasli Jalal, Sp.GK, Ph.D, dalam peringatan World Diabetes Day di Universitas Yarsi, Kamis (14/11/2019).

DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat diabetes melitus (DM) tertinggi di Indonesia, yakni 260.000 orang. Tes gula darah sewaktu (acak) di pagi hari dengan nilai >120 mg/dL adalah alarm, dan sebaiknya diperiksakan lebih lanjut di lab, dengan tes gula darah puasa dan setelah puasa.

Pada tahap awal, sebagian besar DM tipe 2 (DM2) tidak bergejala. “Saat gula darah sudah demikian tinggi dalam waktu lama, barulah muncul gejala klasik seperti: sering buang air kecil, sering lapar, sering haus, dan berat badan turun,” tutur dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD, Ph.D, dari Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) Jaya. Pada tahap ini, biasanya penyakit sudah berkembang cukup jauh, dan mungkin sudah ada komplikasi.

Dr. Dwi Octavia TLH, M.Epid. melakukan skrining di Posbindu di Universitas Yarsi / Foto: dok. Forum Ngobras

 

Penting mendeteksi DM2 sejak dini, bahkan saat masih di tahap pra diabetes, demi mencegah komplikasi. “Setiap penduduk yang berusia 15-59 tahun harus melakukan skrining untuk penyakit tidak menular (PTM), termasuk DM2, minimal setahun sekali,” tegas dr. Dwi Octavia TLH, M.Epid., Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Ditengarai, ada 7,5 juta orang usia produktif (15-59 tahun) di Jakarta. Usaha skrining telah diupayakan di Posbindu di pemukiman, dilakukan oleh kader kesehatan. Posbindu sudah ada di semua Puskesmas di Jakarta, bahkan Puskesmas kelurahan. Namun usaha ini baru menjangkau 2,5 juta orang usia produktif, “Karena mereka kan tidak ada di rumah saat jam kerja. Mereka justru ada di sekolah, kampus, atau kantor.”

Di DKI Jakarta tidak tidak cukup hanya Posbindu di pemukiman. Untuk itu, dibentuk Posbindu institusi, seperti yang diselenggarakan di Universitas Yarsi. “Selain untuk skrining pada mahasiswa, juga untuk menginspirasi teman-teman mahasiswa untuk melakukan hal yang sama sebagai agent of change. Ini kami lakukan secara paralel di perkantoran dan beberapa minimarket,” papar dr. Dwi. Bila gula darah peserta ditemukan tinggi saat skrining, langsung diedukasi, dan segera dirujuk ke Puskesmas.

Kenali faktor risiko yang Anda miliki untuk DM2. “Rutin nggak makan sayur dan buah 3-5 porsi setiap hari? Rutin gak berolahraga? Faktor genetik bagaimana?” tutur dr. Dicky. Bila salah satu orang tua menyandang diabetes, kita memiliki 30% risiko lebih tinggi. “Kalau punya banyak faktor risiko, lakukan pemeriksaan gula darah. Bila dideteksi sejak awal, bisa segera diobati. Dan harus berkomitmen. Jangan cari waktu luang untuk berolahraga; harus selalu menyempatkan diri,” tandasnya. (nid)