Bantu Turunkan AKI dan AKB Sehati Group Serahkan Perangkat TeleCTG ke Pemerintah Kabupaten Garut dan Labuan Bajo | OTC Digest

Bantu Turunkan AKI dan AKB Sehati Group Serahkan Perangkat TeleCTG ke Pemerintah Kabupaten Garut dan Labuan Bajo

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia tergolong tinggi. Penerapan teknologi TeleCTG diharapkan efektif menurunkan AKI dan AKB.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2015 menyatakan jumlah AKI di Indonesia sebesar 305 jiwa per 100.000 ibu, sedangkan AKB adalah 24 jiwa per 1000 bayi. Jumlah ini masih terhitung tinggi.

Menurut dr. Ari Waluyo, SpOG, Co-Founder & Chief Executive Officer Sehati Group, penyebab utama kematian ibu hamil dan bayi adalah keterlambatan diagnosa dan telat dirujuk. Akhirnya terlambat mendapat pengobatan di rumah sakit.

Upaya memerangi AKI dan AKB adalah dengan pemeriksaan kondisi ibu hamil (bumil) dan janin yang memadai. Salah satu alat yang bisa dipakai untuk memantau kondisi janin dan bumil adalah cardiotocography (CTG). 

Baca : Mengenal Teknologi TeleCTG Yang Ampuh Turunkan Kehamilan Berisiko

Untuk daerah-daerah pelosok dengan tenaga kesehatan yang terbatas telah dikembangkan teknologi TeleCTG oleh Sehati Group, perusahaan yang mengembangkan solusi layanan kesehatan maternal jarak jauh.

Pada 15 Januari 2020 lalu Sehati Group menyerahkan perangkat Sehati TeleCTG kepada pemerintah Kabupaten Garut dan Labuan Bajo. Upaya ini dilakukan dalam peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan maternal, khususnya daerah-daerah pelosok.

Dr. Ari Waluyo, Sp.OG menjelaskan kehadiran Sehati TeleCTG di daerah pelosok dilatar belakangi oleh tingginya AKI, AKB dan stunting di Indonesia. Angka stunting di Kabupaten Garut merupakan yang tertinggi se-Jawa Barat.

Selama tahun 2017, di Garut juga ditemukan 111 kasus ibu hamil dengan anemia, 62 ibu hamil kekurangan energi kronis, dan 66 balita kurus.

“Sehati Group bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia menyerahkan 3 unit perangkat Sehati TeleCTG kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut sebagai bentuk dukungan dalam upaya penurunan AKI, AKB dan stunting,” terang dr. Ari.

Saat ini selain di Kabupaten Garut, teknologi TeleCTG kini juga sudah tersedia di 3 puskesmas di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kehadiran TeleCTG ini dibarengi dengan ketersediaan jaringan internet BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

Dengan keberadaan infrastruktur internet yang menunjang layanan kesehatan maternal jarak jauh, membuka kesempatan bagi ibu-ibu hamil di Labuan Bajo untuk mengakses layanan Antenatal Care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan yang lebih baik.

Hingga saat ini teknologi TeleCTG telah digunakan oleh 20.000 ibu hamil dan lebih dari 10.500 bidan di 11 provinsi dan 27 Kabupaten Indonesia.

Layanan Sehati TeleCTG membantu ibu hamil dan bidan dalam memantau perkembangan janin, mendeteksi faktor risiko tinggi pada ibu hamil, perhitungan kontraksi dan tendangan bayi.

Juga menginterpretasi hasil pemeriksaan dan berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis bidan dan kandungan, serta penyediaan data real time bagi pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan. (jie)